PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
JUDUL
UPAYA
MENINGKATKAN HASIL Belajar MATEMATIKA melalui METODE TUTOR SEBAYA pada SISWA
KELAS V SDN BABAKAN 04 kecamatan cileungsi
Oleh
PARLINA SUSI SISWANTI
0901045317
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UHAMKA
Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V SDN Babakan 04
Kecamatan Cileungsi
Mata pelajaran yang saya ambil adalah Matematika, bidang
kajian Pecahan, kelas V Sekolah Dasar semester 2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan belajar dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu faktor
fisiologi dan psikologi. Misalnya motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif
siswa. Faktor eksternal yaitu, faktor
yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor lingkungan , guru, kurikulum,
dan model pembelajaran.
Pendidikan matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan
signifikan karena hampir seluruh aspek kehidupan menggunakan konsep matematika.
Matematika ini sudah diterapkan pada anak usia dini. Konsep matematika telah
ditanamkan pada anak didik, dan diterapkan pada setiap kelas, baik SD, SMP
maupun SMA sampai perguruan tinggi. Bahkan di TK pun matematika sudah
dikenalkan pada anak. Dalam kehidupan sehari-haripun matematika sering
digunakan sebagai perhitungan.
Materi yang diberikan di SD kelas 1
tidaklah sama dengan materi yang diberikan di SD kelas 2, 3, 4, 5, dan 6. Pada
anak SD konsep pembelajaran matematika yang nantinya akan digunakan sebagai
bekal di masa depan, dalam prosesnya, masih banyak siswa yang kurang memahami
materi yang disampaikan guru, ada kalanya siswa akan lebih terbuka pada teman
sebayanya. Tutor sebaya adalah salah satu metode yang mendukung kerja sama
siswa dengan teman sejawatnya. Pengertian tutor sebaya
adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat
kelas yang sama. Di sisi lain yang menjadikan matematika dianggap
siswa sebagai pelajaran yang sulit adalah dalam pembahasaannya. Dalam
hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses
pembelajaran matematika. Satu siswa yang pintar, bisa saja kita kelompokkan
bersama siswa yang sedang dan lemah, yang disebut dengan kelompok sebaya. Kalau kita definisikan, maka secara singkat
kelompok sebaya terdiri dari individu yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan lemah yang rata-rata usianya hampir sama. Tutor (siswa yang pintar) ini
memiliki tugas untuk membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti berminat meneliti tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
melalui Metode Tutor Sebaya Pada
Siswa Kelas V SDN Babakan 04 Kecamatan Cileungsi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di
uraikan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran Matematika
- Siswa masih sulit dalam mengubah pecahan ke pecahan decimal maupun sebaliknya
- Siswa masih sulit dalam mengubah pecahan ke persen maupun sebaliknya
- Upaya guru yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar belum maksimal
- Siswa merasa takut atau malu bila diminta untuk bertanya mengenai hal yang belum dipahami
A. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan
identifikasi masalah sebagaimana yang telah diuraikan, masalah ini dibatasi
menjadi “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Tutor
Sebaya Pada Siswa Kelas V SDN
Babakan 04 Kecamatan Cileungsi “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan
identifikasi masalah bagaimana yang
telah diuraikan permasalahan dapat dirumuskan adalah “Bagaimana metode tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar matematika kelas V SD ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika Siswa
Kelas V di SDN Babakan 04 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor .
D. Manfaat Penelitian
Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat
sebagai berikut :
1.
Bagi siswa, penelitian ini menjadi
motivasi proses pembelajaran matematika yang menyenangkan, sehingga dapat
mengembangkan sikap, minat, bakat dan memacu siswa kemampuannya dalam keterampilan
berhitung.
2.
Bagi guru, yaitu sebagai bahan
informasi untuk mengembangkan kemampuan berhitungnya. Guru diharapkan lebih
bisa menggunakan media yang sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran sehari-hari.
3.
Bagi sekolah, penelitian ini
sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam mengembangkan penggunaan media,
untuk mencapai tujuan intruksional yang sesuai dengan kurikulum nasional.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kajian
Teori Tentang Masalah Yang Dipecahkan
1.
Hasil
Belajar
Abdurrahman Saleh
mengatakan bahwa hasil belajar ialah hasil yangdi capai siswa dari mempelajari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang
di nyatakan dalam bentuk angka,huruf, kata, atau simbol
(www.sekolah-online.net).Dari pernyataan di atas hasil belajar itu ialah
prestasi dari sebuahkegiatan belajar disekolah yang terdiri dari belajar
beragam, termasuk bahwa belajar yang telah terhimpun dalam buku-buku
pelajaran matematika. Makadapat di simpulkan bahwa hasil belajar ialah prestasi
dari suatu kegiatan yangtelah dikerjakan, di ciptakan, baik secara individu
maupun kelompok.
Horward Kingsley
mengemukakan bahwa : Hasil belajar, adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dengan membagi tiga macam hasil
belajar, yakni :
Dimyati dan mudjiono,
mengungkapkan bahwa hasil
belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiringan.[2]
Sedangkan Winkel
mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.[3]
Jadi, berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam segi kognitif, afektif dan psikomotornya
dengan segala perubahan sikap dan tingkah lakunya dalam mencapai tujuan
pendidikan agar efektif dan efisien.
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa
dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor
yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang
dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan
bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa
kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
"Belajar
adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya"
(Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi
akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara
sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu
maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud
adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik
di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
Dari beberapa
pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari
dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar
diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana
hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri
indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.[4]
2.
Hakekat
Matematika
Pendefinisian matematika
sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat, namun demikian dapat dikenal
melalui karakteristiknya. Sedangkan karakteristik matematika dapat dipahami
melalui hakekat matematika.
Hudoyo (1979:96)
mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan dengan ide-ide, struktur-
struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi
matematika berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan
bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka
simbol- simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang
beroperasi di dalam struktur-struktur. Sedang Soedjadi (1985:13) berpendapat
bahwa simbol-simbol di dalam matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga
dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya.[5]
3.
Belajar
Matematika
Matematika Bagi para siswa di
sekolah, matematika sangat di butuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan
melatih diri agar mampu berfikir logis, kritis,sistematis, dan kreatif (G.
Polla, 2000).Hakikat belajar matematika di dasarkan pada pandangankonstruktivisme,
yakni anak belajar matematika di hadapkan pada masalahtertentu berdasarkan
pengetahuan yang di perolehnya ketika belajar dan berusaha memecahkannya
(Hamzah B.Uno,2007).Dengan demikian matematika adalah ilmu yang merupakan alat
pikir, berkomunikasi alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis
yangunsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi
danindividualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika,
aljabar,geometri, dan analisis.
Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada
beberapa definisi atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang
pembuatnya, yaitu sebagai berikut:
a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik
b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
d) Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik
f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik
b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
d) Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik
f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Meskipun terdapat beraneka ragam
definisi matematika, namun jika diperhatikan secara seksama, dapat terlihat
adanya ciri-ciri khusus yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum.
Selanjutnya Soedjadi (2000: 13) mengemukakan beberapa ciri-ciri khusus dari
matematika adalah:
a) Memiliki objek kajian yang abstrak
b) Bertumpu pada kesepakatan
c) Berpola pikir deduktif,
d) Memiliki simbol yang kosong dari arti,
e) Memperhatikan semesta pembicaraan,
f) Konsisten dalam sistemnya.
a) Memiliki objek kajian yang abstrak
b) Bertumpu pada kesepakatan
c) Berpola pikir deduktif,
d) Memiliki simbol yang kosong dari arti,
e) Memperhatikan semesta pembicaraan,
f) Konsisten dalam sistemnya.
Berdasarkan uraian
yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa hakekat matematika adalah kumpulan
ide-ide yang bersifat abstrak, terstruktur dan hubungannya diatur menurut
aturan logis berdasarkan pola pikir deduktif.
Belajar matematika
tidak ada artinya jika hanya dihafalkan saja. Dia baru mempunyai makna bila
dimengerti. Orton (1991: 154) mengemukakan bahwa hendaknya siswa tidak belajar
matematika hanya dengan menerima dan menghafalkan saja, tetapi harus belajar
secara bermakna, belajar bermakna merupakan suatu cara belajar dengan
pengertian dari pada hafalan.
Soedjadi (1985) menyatakan bahwa untuk menguasai matematika diperlukan cara belajar yang berurutan, setapak demi setapak dan bersinambungan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Hudojo (1988: 4) yang mengatakan bahwa untuk mempelajari matematika haruslah bertahap, berurutan, serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu dilakukan secara kontinu.
Uraian di atas menunjukkan bahwa belajar matematika memerlukan pengertian dan dalam mempelajari proses pembelajarannya haruslah dilakukan secara bertahap, berurutan dan berkesinambungan.[6]
Soedjadi (1985) menyatakan bahwa untuk menguasai matematika diperlukan cara belajar yang berurutan, setapak demi setapak dan bersinambungan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Hudojo (1988: 4) yang mengatakan bahwa untuk mempelajari matematika haruslah bertahap, berurutan, serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu dilakukan secara kontinu.
Uraian di atas menunjukkan bahwa belajar matematika memerlukan pengertian dan dalam mempelajari proses pembelajarannya haruslah dilakukan secara bertahap, berurutan dan berkesinambungan.[6]
4. Pecahan
Pecahan adalah
suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan-bilangan bulat p dan q
(q≠0). P disebut pembilang (numerator) dan q disebut penyebut (denumerator).
Ini disebut dengan bilangan rasional. [7]
a.
Persen (%)
Bilangan Persen (%) sama dengan Pecahan Perseratus / perseratusan
Contoh :
25 % sama dengan sama dengan 0,25
Mengubah bentuk pecahan Biasa/Desimal
menjadi Persen (%)
a. Mengubah Pecahan biasa menjadi %
Contoh : = … %
Cara I :
X 100 % = 60 %
Cara II :
= = = 60 %
b.
Mengubah
Desimal menjadi %
Contoh :
0,35 = …. %
0,35 merupakan decimal perseratusan (dua
angka di belakang koma)
maka 0,35 = = 35 %
b.
Pecahan Desimal
Pecahan
Desimal adalah Bilangan Pecahan
persepuluhan, perseratusan atau perseribuan…
*
Bilangan Desimal persepuluhan dituliskan satu angka di belakang koma
Contoh : 0,2, 0,3,
0,4 dst
*
Bilangan Desimal perseratusan dituliskan dua angka di belakang koma
Contoh : 0,25, 0,13,
1,25 dst
*
Bilangan Desimal perseribuan dituliskan tiga angka di belakang koma
Contoh :
0,125 0,375 0,625
dst
Mengubah
pecahan biasa atau persen menjadi pecahan Desimal
a.
Mengubah Pecahan diasa menjadi Desimal
Contoh :
Bentuk pecahan Desimal dari = ….
Jawab : cara I : dapat diartikan 2 dibagi 5 ( 2 : 5 )
5 = 5
= 0,4
20
0
cara II : = = 0,4
B. Kajian Teori
Dari Tindakan Yang Akan Dilakukan.
1.
Pengertian
tutor
Menurut
etimologi tutor adalah guru pribadi, mengajar ekstra atau memberi
les/pengajaran. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
2.
Hakekat Tutor Sebaya
Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas merupakan
sebuah proses pembimbingan peserta didik dengan memperhatikan tingkat
perkembangan siswa, mengingat kecepatan perkembangan mereka tidaklah sama.
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid
yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami
kesulitan belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada umumnya dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Hubungan antara murid terasa lebih dekat
dibandingkan dengan hubungan antara murid dengan guru (Moh. Surya , 1985)
M. Sobri Sutikno (2007) mengatakan bahwa untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri
menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni
komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamisantara pendidik dengan
siswa melainkan juga melibatkan komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya.
Kuswaya Wihardit (dalam Anonim, 2010)
menuliskan bahwa: Pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang
membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Di sisi lain yang
menjadikan matematika dianggap siswa sebagaipelajaran yang sulit
adalah dalam pembahasaannya. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan
bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutor
sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.
Sedangkan Arikunto (dalam Nurhayati, 2010) menyatakan bahwa:
“tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh
guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas”.
Sedangkan
Hisyam Zaini (dalam Anonim, 2010) menyatakan bahwa: Metode belajar yang paling baik adalah
dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model
pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu
siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.
Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa
tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar.[8]
Nasution (1992) berpendapat bahwa
bantuan tutor, adalah orang yang
dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak dan Warji (1987)
tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh
teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Tutor sebaya adalah seorang teman atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor
sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan
memanfaatkan teman sekelas yang
mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu
kegiatan atau memahami suatu konsep.[9]
Berdasarkan
definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah
tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan
kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau
menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga
siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan.
Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa
lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalah teman
sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang
paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk)
sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak
paham.
3.
Penentuan Tutor
Cara
menyiapkan tutor sebaya menurut Suparno yaitu:
a)
Guru memberikan
petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi.
b)
Guru menyampaikan
pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama.
c)
Guru membantu agar
semua siswa dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman
belajar.
d) Tutor
sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil, campuran siswa berbagai kemampuan
(heterogen) akan lebih baik.
e)
Guru memonitoring
terus kapan tutor maupun siswa yang lain membutuhkan pertolongan.
f)
Guru memonitoring
tutor sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap
kelompok pada saat mereka diskusi di kelas maupun praktikum.
g)
Tutor tidak mengetes
temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru.
Arikunto
mengemukakan bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Tutor dapat diterima (disetujui) oleh mayoritas
siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya
kepadanya.
b) Tutor dapat menerangkan bahan yang akan diajarkan yang
dibutuhkan oleh siswa yang lain dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama
kawan.
d) Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
Djamarah
(2006:25) menerangkan bahwa untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor
diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah:
a)
Memiliki kepandaian
lebih unggul dari pada yang lain.
b)
Memiliki kecakapan
dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
c)
Mempunyai kesadaran
untuk membantu teman lain.
d)
Dapat menerima dan
disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak
mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepada yang pandai dan rajin.
e)
Tidak tinggi hati,
kejam, atau keras hati terhadap sesama kawan.
f)
Mempunyai daya
kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan atau yaitu dapat menerangkan
kepada kawannya.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan tutor sebaya
diperlukan pertimbangan-pertimbangan yaitu: memiliki kepandaian yang lebih
ungngul dari teman-temanya, tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap
sesama kawan, memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran, dan mempunyai
kreativitas dalam membimbing dan menerangkan materi pelajaran kepada kawannya.
4.
Kelebihan dan Kekurangan Tutor Sebaya
Menurut
Suryono dan Amin (dalam Djamarah, 2006:35) menyatakan ada beberapa kelebihan
dan kelemahan bimbingan tutor sebaya antara lain :
Adapun
kelebihan bimbingan tutor sebaya adalah sebagai berikut :
a)
Adanya suasana
hubungan yang lebih akrab dan dekat antara siswa yang dibantu dengan siswa
sebagai tutor yang membantu.
b)
Bagi tutor sendiri
kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar.
c)
Bersifat efisien,
artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
d) Dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab akan kepercayaan.
Adapun
kelemahan bimbingan tutor sebaya adalah sebagai berikut :
a)
Siswa yang dipilih
sebagai tutor sebaya dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik
dengan siswa yang dibantu.
b)
Siswa
yang dipilih sebagai tutor sebaya belum tentu bisa menyampaikan materi dengan
baik.
Seperti
yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini :
a. Keunggulan dari tutor sebaya:
a)
Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang
mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
b)
Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep
yang sedang dibahas.
c)
Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d) Mempererat hubungan antar
siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
b. Kekurangan dari tutor sebaya:
a. Siswa yang dibantu seringkali
belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri
sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b) Ada beberapa orang siswa yang
merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh
temannya.
c) Pada kelas-kelas tertentu
pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang
diberi program perbaikan.
d) Bagi guru sukar untuk
menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat
mengajarkannya kembali kepada teman-temannya.
Menurut Suparno beberapa
studi menemukan keuntungan dengan tutor sebaya antara lain:
a) Tutor sebaya menghilangkan
ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur, status, dan latar
belakang antara siswa dengan guru. Antara siswa biasanya mudah kerja sama dan
komunikasi.
b) Si tutor sendiri akan
mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya karena
mampu membantu teman.
c) Tutor teman dapat sabar
terhadap siswa yang lamban dalam belajar.
d) Pelajaran dengan tutor sebaya
cukup efektif daripada pelajaran biasa
karena siswa yang lemah akan dibantu tepat pada kekurangannya
e)
Siswa yang lemah dapat terus terang memberi tahu tutornya
mana yang belum jelas, tanpa malu-malu. Kekurangan tutor sebaya dalam
pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, tidak semua siswa bisa menjawab pertanyaan teman
sebayanya sehingga siswapun bingung, dan tidak semua siswa mau belajar bersama temannya.
C. Kerangka
Berpikir
Metode tutor sebaya adalah proses pembelajaran partisipatif dalam
kelompok-kelompok kecil dengan fasilitator melibatkan teman sejawat yang
memiliki criteria tertentu, sehingga siswa merasa lebih senang dan terjadi
kontruksi pengetahuan yang lebih kuat di antara mereka.
Metode ini
tepat digunakan pada mata pelajaran matematika, karena pembelajaran matematika
adalah sebuah proses kerja mengkonstruksi pengetahuan siswa, agar mereka mampu
berpikir logis dan kreatif. Proses ini memerlukan interaksi siswa dengan sumber
belajar, satu di antara sumber belajar tersebut adalah teman sejawat yang
dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih.
Metode
tutor sebaya juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam pembelajaran,
sehingga aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat
dalam proses pembahasan materi ajar atau konsep semakin bermakna.
D. Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan pada kajian teori dan
kerangka berpikir yang ada maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “ Melalui Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada siswa Kelas V SDN Babakan 04 Kecamatan Cileungsi “.
[8] Suherman,
E., Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendar, Sufyani Prabawanto,
Nurjanah, Ade Rohayati.. Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer. Bandung:
JICA. 2003.hlm 276 24
[9] Winataputra, Udin S..
Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1999.hlm.380
Tidak ada komentar:
Posting Komentar