KECERDASAN SPIRITUAL
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
ADI HARJA
ENDANG
IRWAN KURNIAWAN
IYAM
PARLINA SUSI SISWANTI
WIWI HILWIYAH
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini penulis susun setelah
mencari data-data yang relevan dari berbagai sumber. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan yaitu DR. Hj. RITA RETNOWATI, M.S.,
selain itu juga untuk menginformasikan wawasan baru bagi rekan sejawat.
Tiada gading yang tak retak, begitu
pula penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang
penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.
Penghargaan setinggi-tingginya
penulis sampaikan pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas
makalah ini, semoga menjadi amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Tuhan
yang Maha Esa. Aamiin.
Makalah ini pada dasarnya merupakan
hasil rangkuman dari berbagai sumber yang memadai mengenai Kecerdasan Spiritual
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Januari
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI
.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ............................................................................... 1
B.
Identifikasi
Masalah ....................................................................... 3
C.
Tujuan
Penulisan ............................................................................ 3
D.
Manfaat
Penulisan .......................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Kecerdasan ..................................................................................... 4
1.
Pengertian Kecerdasan............................................................... .................................................................................................. 4
2.
Jenis-Jenis Kecerdasan.............................................................. .................................................................................................
5
3.
Kecerdasan Spiritual.................................................................. .................................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN
A.
Kecerdasan Spiritual ...................................................................... 8
B.
Karakteristik Orang yang Cerdas Spiritual .................................... 11
C.
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual............................................... 13
D.
Mengukur
Kecerdasan Spiritual..................................................... 14
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
........................................................................................ 16
B.
Saran
............................................................................................... 16
Daftar Pustaka
................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ketika seseorang dengan kemampuan EQ (Emotional Quetient)
dan IQ (intelegence Quetient) nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia
disergap oleh perasaan ’kosong’, dan hampa dalam celah bathinnya. Setelah
prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan telah diraih,
setelah uang hasil jerih usaha berada dalam genggaman, ia tak lagi tahu kemana harus melangkah: untuk tujuan apa
semua prestasi itu diraihnya; hingga tidak tahu dan mengerti untuk apa ia hidup
dan dimana ia berpijak.
Seseorang yang mempunyai
kebermaknaan (SQ) yang
tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh
sehingga ketenangan hati akan muncul.Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk
menurunkan kerja simpatis menjadi parasimpatis. Jika seseorang sudah tenang
karena aliran darah sudah teratur, maka seseorang akan dapat berfikir secara
optimal (IQ] sehingga
lebih tepat mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup
dengan IQ dan EQ saja,
tetapi SQ juga sangat berperan dalam
diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Orang sukses tidak hanya cukup
dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerja
dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa,
berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur, dan tanpa pamrih.
Kecerdasan spiritual membantu
seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Inilah kenapa kecerdasan
spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dalam kehidupan
seseorang. Karena, menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan
dari setiap orang dalam hidupnya. Untuk apa mempunyai kecerdasan intelektual
yang tinggi bila hidupnya tidak berbahagia? Untuk apa dapat meraih kesuksesan,
baik itu dalam karier, kekayaan, maupun dalam kehidupan sosial, bila tidak bisa
merasakan sebuah kebahagiaan? Itulah kenapa kecerdasan spiritual dikatakan
sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi.
Jika memang kecerdasan
spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi karena
terkait dengan kemampuan seseorang dalam meraih kebahagiaan, pertanyaan yang
segera muncul adalah apakah kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
menjadi tidak penting lagi dalam kehidupan manusia?
Kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat
penting untuk dikembangkan dalam diri manusia. Ketiganya merupakan karunia
Tuhan yang tidak boleh diabaikan agar manusia dapat menjalani dan menikmati kehidupannya
dengan baik.
Akan tetapi, hal yang tidak diinginkan adalah mengembangkan
kecerdasan yang satu, namun mengabaikan kecerdasan yang lainnya.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Apa itu kecerdasan
2.
Apa saja jenis-jenis kecerdasan
3.
Bagaimana kecerdasan spiritual
4.
Apa ciri-ciri orang yang cerdas spiritualnya
5.
Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan spiritual
6.
Bagaimana pengukuran kecerdasan spiritual seseorang
C.
Tujuan
PenULISan
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran empiris tentang:
1.
Karakteristik kecerdasan
2.
Identifikasi berbagai kecerdasan
3.
Kajian teoritis kecerdasan spiritual
D.
Manfaat
PenULISAN
Dari paparan tujuan
penelitian di atas, dapat diuraikan
manfaatnya sebagai berikut:
1.
Bagi
Penulis
Mendapat wawasan dan mendapatkan
pengalaman baru, serta menumbuhkembangkan kepekaan terhadap harapan dan
kebutuhan pendidikan.
2.
Bagi
Universitas Pakuan
Menambah wawasan dan tambahan referensi baru yang
mungkin dapat bermanfaat bagi warga Universitas Pakuan di kemudian hari.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
KECERDASAN
1.
Pengertian
Kecerdasan
Kecerdasan
adalah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. [1]
Kecerdasan adalah perihal
cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari akar
kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna
perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam
pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.[2]
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :
1.
Kemampuan untuk memecahkan suatu
masalah
2.
Kemampuan untuk menciptakan
masalah baru untuk dipecahkan
3.
Kemampuan untuk menciptakan
sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan
masyarakat.
Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang
sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan
sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga
yang berpendapat bahwa pengertian
kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.
Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk
memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.[3]
- Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
- C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.
- Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
2.
Jenis-Jenis
Kecerdasan
Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai
faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat
dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L.
Thurstone:
· Kecepatan perseptual
Sedangkan menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard, menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya
adalah:
·
Kecerdasan linguistik
Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan
seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang
tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa
mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini,
maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
·
Kecerdasan matematik atau logika
Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki
kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan
kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan
pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki
kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan, atau progammer.
·
Kecerdasan spasial
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki
kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang.
Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Pekerjaan yang
cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.
·
Kecerdasan kinetik dan jasmani
Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan
perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk
mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
·
Kecerdasan musikal
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu
mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri
orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada
lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka
terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang
cocok untuk mereka adalah penyanyi atau pencipta lagu.
·
Kecerdasan interpersonal
Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap
perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Selain itu,
mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain
dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya.
Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker,
negosiator, atau guru.
·
Kecerdasan intrapersonal
Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan
diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri.
Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi
diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang
cocok untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
·
Kecerdasan naturalis
Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami
dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan
pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini
yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya
dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.[4]
3.
Kecerdasan
Spiritual
Kecerdasan spiritual
atau yang biasa dikenal dengan SQ
(bahasa Inggris: spiritual
quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu
seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
SQ merupakan fasilitas yang membantu
seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan
persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang
untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.[5]
Spiritual Intelligence adalah
istilah yang digunakan untuk menunjukkan kerohanian yang berkorelasi dengan IQ
(Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seperti EQ, Spiritual
Intelligence menjadi lebih utama dalam penyelidikan ilmiah dan diskusi
filosofis / psikologis. Ini merujuk kepada sekelompok atau serangkaian
kecenderungan yang terdiri dari persepsi, intuisi, kognisi, yang berkaitan
dengan spiritualitas dan/atau religiusitas, khususnya modal spiritual.[6]
Seseorang dinilai
mempunyai kecerdasan spiritual apabila ia mampu memberikan makna dalam
kehidupan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
spiritual berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani atau batin). Jadi,
siapa pun dia, pemeluk agama yang taat atau bahkan seorang ateis, kalau mampu
memberikan makna dalam kehidupannya, sehingga jiwanya mengalami kebahagiaan,
berarti telah mempunyai kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual
tidak berhubungan dengan agama, melainkan berhubungan erat dengan kejiwaan
seseorang, demikian disimpulkan oleh banyak ahli psikologi dalam bidang ini.
Jadi, tidak benar jika kecerdasan spiritual diartikan sebagai orang yang rajin
melakukan ibadah, aktif datang ke sebuah pengajian, atau segala hal yang
menyangkut agama.[7]
BAB III
PEMBAHASAN
A.
kecerdasan
Spiritual
Spiritual
Intelligence adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang
memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan
persoalan. Utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial, yaitu saat
seseorang secara pribadi terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan
masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan. Dengan dimilikinya Spiritual
Intelligence, seseorang mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan
masalah tersebut. Spiritual Intelligence memberi sesuatu rasa yang “dalam” pada
diri seseorang menyangkut perjuangan hidup.
Spiritual
Intelligence (SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang
diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama
dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan
cara moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi
perasaan kita akan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam
hubungan interpersonal kita.
Keterampilan dasar dan kemampuan
Spiritual Intelligence berasal dari :
« kebijaksanaan intuitif
« pemahaman rasional, motivasi
« pengetahuan, keinginan dan
niat
« kasih sayang dan cinta
« fokus kekuatan dan keadilan
« penyembuhan dan pengampunan
« hidup dengan semangat
« hidup dengan martabat,
empati dan komitmen
« pelayanan dan koneksi
kreatif
« hidup dengan Spiritual Intelligence yang
optimal
Spiritual
Intelligence meliputi:
- Kesadaran pandangan dunia mereka sendiri
- Kesadaran tujuan hidup (misi)
- Kesadaran dari hirarki nilai
- Kompleksitas dalam berpikir
- Kesadaran akan ego diri
- Kesadaran akan hubungan sepanjang hidup
- Kesadaran akan pandangan dunia orang lain
- Persepsi terhadap waktu
- Kesadaran akan keterbatasan / kekuatan dari persepsi manusia
- Spiritual kesadaran hukum
- Pengalaman kesatuan transenden
- Komitmen untuk pertumbuhan rohani
- Menjaga Higher Self yang bertanggung jawab
- Mempwrtahankan tujuan hidup dan nilai-nilai
- Mempertahankan iman Anda
- Mencari bimbingan dari Spiritual
- Seorang guru spiritual yang bijaksana dan efektif
- Seorang agen perubahan yang bijak dan efektif
- Membuat keputusan yang welas asih dan bijaksana
- Ketenangan, menghadirkan penyembuhan
- Berada selaras dengan pasang-surut aliran kehidupan [8]
B.
karakteristik orang yang cerdas spiritual
Ciri orang yang cerdas spiritual itu
di antaranya adalah senang berbuat baik, senang menolong orang lain, merasa
memikul sebuah misi yang mulia, merasa terhubung dengan sumber kekuatan di alam
semesta, dan mempunyai sense of humor
yang baik.
Danah Zohar mengatakan bahwa seorang
atheis bahkan bisa memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Dia tidak
mempersoalkan ada tidaknya Tuhan, yang penting bisa berbuat baik kepada orang
banyak. Ini ciri orang yang cerdas spiritual juga. Sekarang baru terbukti
secara psikologis bahwa banyak menolong orang itu membuat bahagia. Mengapa?
Karena dengan begitu kita jadi menemukan misi hidup.
Ciri-ciri dari kecerdasan spiritual
yang telah berkembang dalam diri seseorang adalah sebagai berikut :
- Kemampuan bersifat fleksibel
- Tingkat kesadaran diri yang tinggi
- Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
- Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
- Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
- Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
- Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal
- Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana” jika untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
- Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel
dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran
yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi
dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada
akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
Menurut Abdul Wahid, dalam Muhidin,
2011, beberapa ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah :
1.
Memiliki
prinsip dan pegangan hidup yang jelas dan kuat yang berpijak pada kebenaran
universal, baik berupa kasih sayang, keadilan, kejujuran, toleransi, integritas
dan lain-lain. Dengan prinsip hidup yang kuat, seseorang menjadi betul-betul
merdeka dan tidak diperbudak oleh siapapun.
2.
Memiliki
kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, dan memiliki kemampuan
untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. Semua itu dihadapi dengan senyuman
dan keteguhan hati, karena itu semua adalah bagian dari proses menuju
kematangan kepribadian secara umum, baik moral dan spiritual.
3.
Mampu
memaknai pekerjaan dan aktivitasnya dalam kerangka dan bingkai yang lebih luas
dan bermakna. Apapun profesinya, apakah presiden, menteri, dokter, dosen,
bahkan nelayan, petani, buruh, atau tukang reparasi mobil, sepeda motor hingga
tukang tambal ban, tukang sapu dan lain-lain, ia akan memaknai semua aktifitas
yang dijalani dengan makna yang luas dan dalam. Dengan motivasi yang luhur dan
suci.
4.
Memiliki
kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi. Apapun yang dilakukan, dilakukan
dengan penuh kesadaran.
Pakar lainnya mengungkapkan bahwa
sekurangnya terdapat delapan Tanda Kecerdasan Spiritual, yaitu : fleksibel,
memiliki kemampuan refleksi yang tinggi, memiliki kesadaran diri &
lingkungan yang tinggi, memiliki kemampuan kontemplasi (perenungan) yang
tinggi, memiliki kemampuan berpikir holistik, berani menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan, berani melawan arus dan tradisi, mempunyai prinsip
sesedikit mungkin menimbulkan kerusakan.[9]
C.
meningkatkan kecerdasan spiritual
Menurut sukidi dalam
Muhidi, ada empat langkah untuk mengasah kecerdasan spiritual, yaitu:
- Kenalilah Diri Anda. Orang yang sudah tidak bisa mengenal dirinya sendiri akan mengalami krisis makna hidup maupun krisis spiritual. Karenanya, tahu siapa diri sendiri adalah mutlak dibutuhkan untuk bisa meningkatkan kecerdasan spiritual
- Lakukan Intropeksi Diri. Dalam istilah keagamaan dikenal dengan istilah tadabbur atau muhasabah, ajukan pertanyaan pada diri sendiri, sudahkah saya berjalan dengan benar, sudah karier saya itu lurus dijalan yang di ridhai Allah?. Barangkali saat kita melakukan introspeksi, kita menumakan bahwa selama ini kita telah melenceng jauh dari rel kebenaran, masuk dalam kecurangan, atau kemunafikan terhadap orang lain.
- Aktifkan Hati Secara Rutin. Dalam konteks beragama adalah mengingat Tuhan (zikir kepada Allah). Karena, Dia adalah sumber kebenaran tertinggi dan kepada Dia-lah kita kembali. Dengan mengingat Tuhan, maka kita menjadi damai. Hal ini membuktikan kenapa banyak orang yang mencoba mengingat Tuhan melalui cara berzikir, tafakur, shalat tahajud, kontemplasi di tempat sunyi, bermeditasi, dan lain sebagainya.
- Menemukan Keharmonisan dan Ketenangan Hidup. Kita tidak akan jadi manusia yang rakus secara materi, tapi dapat merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian dalam hati dan jiwa, sehingga kita merasa ada kestabilan dalam hidup dan keseimbangan dan merasakan kebahagiaan spiritual.
Menurut Abdul
Wahid Hasan langkah-langkah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
adalah sebagai berikut:
1.
Merenungkan secara
mendalam persoalan-persoalan hidup yang terjadi, baik di dalam diri sendiri,
termasuk di luar diri sendiri.
2.
Melihat
kenyataan-kenyataan hidup secara utuh dan menyeluruh, tidak terpisah.
3.
Mengenali motif diri.
Motif atau tujuan (niat) yang kuat akan memiliki implikasi yang kuat pula bagi
seseorang dalam mengarungi kehidupan.
4.
Merefleksikan dan
mengaktualisasikan spiritualitas dalam penghayatan hidup yang konkrit dan
nyata.
5.
Merasakan kehadiran
yang begitu dekat, saat berzikir, berdoa dan dalam aktivitas yang lain.
Demikianlah beberapa Cara meningkatkan Kecerdasan
Spiritual, Orang yang kuat spiritualnya akan bahagia dalam hidupnya, dan akan
selalu merasakan damai karena mereka yakin bahwa hanya Tuhan saja yang memiliki
kekuatan mutlak semntara yang lain selalu dan wajib bergantung padanya.[10]
D. Mengukur kecerdasan spiritual
Individu yang cerdas secara
spiritual melihat kehidupan ini lebih agung dan sakral, menjalaninya sebagai
sebuah panggilan untuk
melakukan sesuatu yang unik, menemukan ekstase-ekstase kehidupannya dari
pelayanan kepada gagasan-gagasan yang bukan pemuasan diri sendiri, melainkan
kepada tujuan luhur dan agung, yang bahkan sering keluar dari dunia ini,
bersifat abadi dan eksatologis. Kehidupan menjadi lebih sebagai instrument
ketimbang tujuan akhir.
Secara lebih khusus, Zohar mengidentifikasikan
sepuluh kriteria mengukur kecerdasan Spiritual seseorang, yaitu:
- Kesadaran Diri
- Spontanitas, termotivasi secara internal
- Melihat kehidupan dari visi dan berdasrkan nilai-nilai fundamental
- Holistik, melihat sistem dan universalitas
- Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa mengikuti aliran kehidupan)
- Menghargai keragaman
- Mandiri, teguh melawan mayoritas
- Mempertanyakan secara mendasar
- Menata kembali dalam gambaran besar
- Teguh dalam kesulitan
BAB IV
SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A.
simpulan
Kecerdasan spiritual mendasari hubungan manusia dan Tuhan serta
hubungan manusia dengan sesamanya yang diwujudkan dalam kompetensi spiritual.
Kompetensi spiritual adalah kompetensi dalam membaca dan melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi spiritual merupakan dua sisi mata
uang yang tidak bisa dipisahkan dengan
kompetensi sosial yaitu kompetensi dalam
memberikan kenyamanan kepada orang lain.
Elemen kompetensi spiritual antara lain disiplin, dedikasi, integritas &
loyalitas, ethos kerja dan motivasi
kerja. Elemen kompetensi sosial antara lain mampu berkomunikasi secara efektif,
mampu mengapresiasi pendapat orang lain, mampu bekerja dengan baik dalam tim,
mampu melakukan koordinasi internal-eksternal dan mampu melakukan kerjasama
vertikal – horizontal.
Langkah-langkah penerapan kecerdasan spiritual dimulai dari penyadaran
diri, pengenalan konsep nilai,
pemantapan diri dan pengelolaan diri.
B.
saran
Untuk penerapan
kompetensi spiritual diperlukan komitmen dan konsistensi untuk melakukan perbaikan
diri terus menerus. Untuk itu membuat agenda dan evaluasi diri dilakukan setiap
hari. Hati harus senantiasa dibersihkan dari berbagai kotoran penyakit hati
setiap saat dengan bertobat dan melakukan perbaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Struktur_kecerdasan
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-jenis-jenis-kecerdasan.html
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Menurut_Howard_Gardner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar