KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitu
pula penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang
penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.
Penulis menyampaikan penghargaan yang
setingi-tingginya serta menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi pada penyusunan makalan ini, khususnya yang terhormat Dosen Mata
Kuliah Desain Pembelajaran Kelas G6 Ciangsana Semester
II Konsentrasi Manajemen Pendidikan Program Pendidikan S.2 Universitas Pakuan
Bogor, Dr. Nandang Hidayat, M.Pd, semoga amal baiknya mendapat balasan yang
berlipat ganda dari Yang Maha Kuasa.
Makalah ini pada dasarnya merupakan
hasil rangkuman dari berbagai sumber yang memadai mengenai Evaluasi hasil belajar dan Evaluasi berbasis portofolio
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI
.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ............................................................................... 1
B.
Identifikasi
Masalah ....................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan ............................................................................ 2
D.
Manfaat
Penulisan .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Strategi Pembelajaran .................................................................... 3
B.
Mengembangkan Strategi Pembelajaran........................................ 4
C.
Pemilihan Bahan Ajar..................................................................... 9
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
........................................................................................
B.
Saran
............................................................................................... 22
Daftar Pustaka
................................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keberhasilan belajar seorang peserta didik dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
misalnya motivasi belajar dari peserta didik itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan dan juga kemampuan
professional guru.
Untuk
mencapai pembelajaran yang berkualitas/unggul, maka perlu dirancang strategi
yang inovatif. Pembelajaran Unggul adalah proses belajar mengajar yang
kembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa berdasarkan tingkat
keunggulannya untuk menjadikannya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara mandiri namun dalam
kebersamaan, mampu menghasilkan karya yang terbaik dalam menghadapi persaigan
pasar bebas.
Merujuk pada
konsepsi di atas, perlu ditegaskan bahwa pembelajaran unggulan bukanah
pembelajaran yang secara khusus dirancang dan dikembangkan hanya untuk siswa
yang unggul darisisi akademik semata, melainkan lebih merupakan pembelajaran
yang secara metodologis maupun psikologis dapat membuat semua siswa mengalami
belajar secara maksimal dengan memperhatikan kapasitasnya masing-masing.
Menurut
Bafadhal ada tiga indikator pembelajaran unggulan. Pertama, pembelajaran
unggulan apabila dapat melayani semua siswa (bukan hanya pada sebagian siswa).
Kedua, dalam pembelajaran unggulan semua anak mendapatkankan pengalaman belajar
semaksimal mungkin. Ketiga, walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar
maksimal, prosesnya sangat bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak
yang bersangkutan. Dengan demikian, pembelajaran yang unggul berpusat pada
siswa (student center).
Untuk menciptakan proses belajar yang unggul/
berkualitas, maka perlu dikembangkan strategi khusus yang membuat siswa
termotivasi untuk belajar dan selalu merasakan kesenangan dalam belajarnya.
Dalam mengembangkan strategi belajar yang demikian, siswa menjadi pusat
perhatian utama.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Apa itu strategi pembelajaran
2.
Bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran
3.
Bagaimana menentukan bahan ajar
C.
Tujuan
PenULISan
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran empiris tentang:
1.
Pengembangan Strategi Pembelajaran
D.
Manfaat
PenULISAN
Dari paparan tujuan
penelitian di atas, dapat diuraikan
manfaatnya sebagai berikut:
1.
Bagi
Penulis
Mendapat wawasan dan mendapatkan
pengalaman baru, serta menumbuhkembangkan kepekaan terhadap harapan dan
kebutuhan pendidikan.
2.
Bagi
Universitas Pakuan
Menambah wawasan dan tambahan referensi baru yang
mungkin dapat bermanfaat bagi warga Universitas Pakuan di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi
Pembelajaran
Pengertian Strategi Pembelajaran
Pendapat para ahli tentang strategi pembelajaran :
Kozma dan Gofur,
bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang
dipilih yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely,
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Yang meliputi
sifat, lingkup, urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik.
Dick Carey,
bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran
dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh guru dalam rangka
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Gropper,
bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
Secara teoretik strategi pembelajaran terdiri dari:
1.
Expository learning X Discovery
learning, pengembangan pembelajaran yang dilakukan dengan mengekspos
pengetahuan-pengetahuan jadi kepada peserta didik X kebalikannya discovery learning adalah pengembangan
pembelajaran kebalikan dari model ekspository
learning, siswa disuruh mencari sendiri sumber-sumber belajar, berdasarkan
panduan belajar (learning guide) yang
dikembangkan guru.
2.
Individual learning X Group
learning;
3.
Root learning X Meaningfull
learning.
Strategi Pembelajaran yang dipilih
oleh seorang guru hendaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai dengan
situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Pemilihan strategi
pembelajaran umumnya bertolak dari
a.
Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
b.
Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan
c.
Jenis materi pembelajaran yang dikomunikasikan.
Menurut Sanjaya ada beberapa
strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru:
a. Strategi pembelajaran ekspositori
b. Strategi pembelajaran inquiry
c. Strategi pembelajaran berbasis
masalah
d. Strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir.
B.
Mengembangkan Strategi
Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang
relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi
sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat perubahan terjadi
tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah
teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Berdasarkan pada pengertian pembelajaran, maka diperlukan
sekurang-kurangnya lima kriteria yang harus dipenuhi dalam model pembelajaran
atau pengembangan pembelajaran yaitu: 1) mempunyai tujuan; 2) keserasian dengan
tujuan; 3) sistematik; 4) mempunyai kegiatan evaluasi; dan 5) menyenangkan.
Oleh karena itu, sistem pembelajaran dapat diibaratkan sebagai proses produksi
yang terdiri dari bagian input-proses-output, yang saling terintegrasi.
Model dick and carey digolongkan sebagai model yang berorientasi pada dua
hal, yaitu :
a.
Pengetahuan, apabila model tersebut dipakai sebagai sumber informasi tentang konsep-konsep,prinsip-prinsip
perencenaan instruksional dan langkah –langkahya.
b.
Hasil, dengan
menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perancangan yang
menghasilkan suatu bahan instruksional yang dapat dipakai belajar
secara mandiri tanpa
bantuan guru. Disini pun evaluasi dilaksanakan berulangkali sampai dapat
diperoleh hasil yang memuaskan.
Seperti model-model pengembangan lainnya, disinipun dick dan carey
menerapkan pendekatan sistem untuk perancang sistem instruksional dengan
langkah langkah :
1. Penentuan tujuan instruksional
(tujuan terminal) yang menyatakan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti
program instruksional tersebut. Penentuan tujuan ini dapat bersumber dari
penilaian kebutuhan tujuan-tujuan yang ada, atau pengalaman praktis dengan
siswa yang mengalami kesulitan belajar,analisis suatu tugas, dan sebagainya.
Berbeda dengan tujuan umum pada taksonomi bloom, disini tujuan terminal perlu
dinyatakan dalam bentuk yang dapat dilihat dan diukur seperti yang dinyatakan
oleh mager.hal ini untuk mempermudah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional tersebut.
2. Setelah penenetuan tujuan terminal
ialah menentukan macam belajar apa yang akan dipelajari siswa berdasarkan
klasifikasi Gagne (lima macam belajar ). Untuk itu tujuan instraksional dipecah
pecah menjadi ketrampilan-ketrapilan yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai
tujuan instruksional.
3. Identifikasi kemampuan awal siswa
dan karakteristik siswa. Disini ialah menentukan ketrampilan ketrampilan apa
yang telah dimiliki siswa agar dpt mengikuti program instruksional.serta
karakteristik siswa secara umum dan gaya belajar siswa
4. Merumuskan tujuan instruksional
khusus, tujuan-tujuan khusus ini harus relevan dengan ketrampilan ketrampilan
yang telah di identivikasikan dalam analisis tugas. Patokan-patokan yang
dipakai untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan instruksional khusus ini
dapat dikonsultasikan pada para ahli.
5. Pengembangan butir-butir tes
berdasarkan acuan patokan, yang selanjutnya akan dipakai untuk mengukur sejauh
mana siswa telah mencapai tujuan instruksional. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan penampilan siswa dalam pengujian dengan patokan yang telah
ditentukansebelumnya. Disini Dick dan carey menyatakan adanya empat macam tes
yaitu :
a. Tes untuk mengukur kemampuan awal yang merupakan prasyarat bagi program
instruksional tersebut.
b. Tes awal untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai materi yang
akan diajarkan
c. Tes selama siswa sedang didalam proses belajar untuk melihat apakah
siswa dapat menangkap apa yang telah diajarkan
d.Tes akhir untuk mengukur semua tujuan instruksional yang ada.
6. Pengembangan strategi instruksional yang akan
memberikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar pada siswa. Disini
diterapkan prinsip-prinsip belajar serta hasil-hasil penelitian di bidang
psikologipendidikan serta teknologi
instruksional. Langkah ini terdiri dari empat macam langkah kegiatan, yaitu :
1)Aktifitas pre-instruksional yang mencakup cara menarik perhatian dan
membangkitkan motivasi siswa, penyampaian tujuan pembelajaran pada peserta
didik.
2)Presentasi informasi disini diberikan materi yang diurut berdasarkan
analisis hirarki tugas (dari muda ke yang sulit)
3)Partisipasi siswa yang merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
disini perlu dipilih aktivitas-aktivitas untuk siswa yang relevan dengan tujuan
instruksional yang harus dicapai siswa disini perlu dilakukan penguatan guna
untuk keberhasilan dalam proses belajar.
4)Pengujian dilakukan aktifitas untuk menguji keberhasilan siswa selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
5) Aktivitas lanjutan ini menyangkut pertanyaan pertanyaan apakah ada perlu
remedial, langkah ini dilakuakan apabila ada umpan balik dari hasil uji coba
dilapangan.
7. Perencanaan instruksional ini adalah
pengembangan dan pemilihan bahan atau materi instruksional terdapat tiga
kemungkinan :
a) Bahan dapat
dipelajari secara individual tanpa bantuan guru
b) Bahan
diberikan guru seluruhnya, sesuai dengan strategi yang telah dikembangkan
c) Guru memakai
bermacam macam sumber, yang dapat dipelajari secara individual maupun tanpa
bantuan guru.
8. Mengadakan evaluasi vormative yang dapat dipakai untuk
umpan balik sistem yang
dirancang sehingga dapat berfungsi secara lebih efetif dan efisien
9. Revisi sistem yang dilakukan berdasarkan umpan balik yang
dilakkan berdasarkan umpan balik yang diperoleh selama evaluasi formatif disini
terdapat dua macam revisi yaitu :
a.Perubahan dalam isi dalam substansi sehingga
dapat lebih efektif
b.Perubahan prosedur
10. Evaluasi sistem sumatif yang dilakukan untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional terminal. Disamping itu
evaluasi sumatif dipakai juga untuk mengukur keefektifan system instruksional
yang dirancang sendiri.
Kekuatan model ini terletak pada analisis tugas secara terperinci serta penysunan tugas tugas tersebut serta tujuan instruksional khusus secara hirarkis. Dengan demikian telah diketahui dengan pasti langkah –langkah yang harus dilakukan oleh sisiwa untuk mencapai tujuan terminal system. Di samping itu ada ujian berulangkali menyebabkan hasil yang akan diperoleh system dapat diandalkan. Karena ujian ini dilakukan berulang kali inilah maka modeltersebut digolongkan kepada model yang berorientasi pada hasil.
Kekuatan model ini terletak pada analisis tugas secara terperinci serta penysunan tugas tugas tersebut serta tujuan instruksional khusus secara hirarkis. Dengan demikian telah diketahui dengan pasti langkah –langkah yang harus dilakukan oleh sisiwa untuk mencapai tujuan terminal system. Di samping itu ada ujian berulangkali menyebabkan hasil yang akan diperoleh system dapat diandalkan. Karena ujian ini dilakukan berulang kali inilah maka modeltersebut digolongkan kepada model yang berorientasi pada hasil.
Hanry Lehman, bahwa analisis
pembelajaran mencakup delapan taham kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan
analisis kebutuhan pembelajaran (needs analysis)
2.
Menetapkan tujuan pembelajaran
3. Menganalisis
hambatan, tantangan, kekuatan, dan kelemahan
pembelajaran
4.
Merancang disain pembelajaran berdasarkan tujuan yang ditetapkan
5.
Implementasi pembelajaran
6.
Mengevaluasi kegiatan penerapoan pembelajaran
7.
Merevisi disain pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi, dan
8.
Memodifikasi disain pembelajaran.
Sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan kontekstual pengembangan pembelajaran Hanry
Lehman di atas dapat dimodifikasi sebagai berikut:
1.
Analisis kebutuhan pembelajaran, terdiri dari kegiatan:
a.
Analisis prilaku dan karakteristik siswa,
b.
Menganalisis hambatan, tantangan, dan peluang pembelajaran
2.
Merancang desain pembelajaran, teidiri dari kegiatan;
a.
Menetapkan tujuan pembelajaran
b.
Memilih dan mengembangkan bahan ajar
c.
Memilih dan merancang strategi, metode pembelajaran
d.
Memilih dan mengembangkan sistem evaluasi
3.
Implementasi pembelajaran sambil dievaluasi
4.
Refleksi dan modifikasi desain, sesuai hasil evaluasi pembelajaran.
C.
Pemilihan
Bahan Ajar
Memilih
dan mengembangkan bahan ajar, sangat bergantung pada tujuan pembnelajaran.
Pengembangan bahan ajar berkaitan dengan dua aspek mendasar yakni skup dan
sequence bahan ajar (keluasan/ ruang-lingkup bahan ajar dan tahapan-tahapan
hierarkhis bahan ajar). Skop atau ruang-lingkup bahan ajar berkaitan dengan
kel;uasan bahan ajar yang dipandang relevan untuk mengantarkan peserta didik
mencapai tujuan, dan sequence abahan ajar menyangkut tahapan-tahapan struktural bahan ajar dengan
pertimbangan kapan bahan ajar perlu didahulukan atau diakhirkan untuk
dipelajari siswa.
Pengembangan
sequence bahan ajar terdapat beberapa
model yakni;
1.
Sequence logis; yakni pengembangan bahan ajar dimulai dari
yang mudah menuju yang kompleks, dari bagian-bagian menuju keseluruhan
2.
Sequence psikologis yakni; pengembangan bahan ajar kebalikan
dari nomor 1 di atas.
3.
Sequence historis; pengembangan bahan ajar sesuai dengan
fenomena-fenomena kesejarahan, yuang bergerak maju dari fenomena awal meunju
berikutnya.
4.
Sequence kronologis; pengembangan bahan ajar sesuai dengan
krponologis kejadiannya secara berurutan, hamper sama dengan sequence historis
tapi bukan kesejarahan.
5.
Sequence kausal; yakni pengembangan bahan ajar didasarkan pada
kasus- atau fenomena tertentu yang dipandang sebagai penyebab perlu dipelajari
lebih dahulu sebelum sesuatu yang dianggap sebagai akibat.
6.
Sequence spiral; yakni pengembangan pembelajaran sesuai dengan
sesuatu atau fakta tertentu yang sangat berdekatan dengan siswa, kemudian
dikembangkan menuju kepada yang lebih luas
dan lebih tinggi.
Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip relevansi artinya
keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada
hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Prinsip konsistensi artinya
keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3. Prinsip Kecukupan artinya materi
yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak.
Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
Secara garis besar langkah-langkah
pemilihan bahan ajar meliputi:
1.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar
a. Identifikasi jenis-jenis materi
pembelajaran
b. Memilih jenis materi yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Memilih sumber bahan ajar
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
simpulan
Secara umum
strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan..
Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
B.
saran
Dalam
melakukan Proses pembelajaran hendaklah meningkatkan
kemampuan diri guru agar mampu mengembangkan pendidikan menuju arah yang lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusThe Borgata Hotel Casino 원주 출장샵 & Spa is an MGM Resorts 문경 출장마사지 property 대구광역 출장안마 located in Atlantic City, NJ. The property has 6,748 광주 출장마사지 rooms, 596 suites 당진 출장마사지 and features