SMA
emang masa-masa yang nyenengin, punya banyak teman, temen gila-gilaan :D
Aku,
Nia dan Indah, kebetulan akrab sejak kami lagi ospek, maklum kita kayak anak
ilang, apalagi Indah, doi pindahan dari Tegal, jadi di sini belum punya temen.
Pas hari pertama, kata Nia, “Kasian lu, Ci. Indah sendirian, dieeem aja di
depan perumahan, eh mak gue nyuruh gue kenalan, jadi gue nih temen pertamanya,
Ci.”
Hari
terakhir ospek, ada demonstrasi ekskul, kami bertiga berdiri pas di pinggir
lapangan, supaya lebih jelas. Naah, pas ekskul Karate lagi nampil,, wuiiih,
mata kami tertuju pada seseorang yang mengenakan sabuk hitam, ganteeeeenggg.
Kami sepakat akan gabung di Karate.
Singkat
cerita, kami ikut Karate. Jam pulang sekolah kami yaitu jam 2, sedangkan
latihannya jam 4, biasanya aku dan Nia pergi dulu ke rumah Puji, sementara
Indah pulang ke rumahnya, lumayan jauh padahal. Kebetulan sekolah kami berada
di dalam perumahan, aku dan Nia menunggu Indah di depan perumahan, maksudnya
supaya bareng.
Kendala
kami adalah, Indah nih kalo mandi lamaaaaa banget, belum lagi bedakannya,
alhasil kami sering terlambat latihan, berbagai hukuman sering kami terim,
seperti push up 50x, lari keliling lapangan 10x, dll laah. Tapi kami masih saja
mengagumi senpai Dede.
Kami
sering taruhan siapa yang lurus barisannya sama senpai, entah kenapa aku selalu
menang, kadang-kadang kami pura-pura salah agar senpai mendekat dan membetulkan
:p
Puncaknya
adalah ketika kami mendapat mandat untuk mengikuti kejuaraan. Kami harus
latihan saban hari mulai dari pulang sekolah (jam 2) sampai sore. Cuaca sangat panas, kaki kami tidak kuat
latihan di lapangan, bahkan kakiku pernah sobek. Akhirnya senpai memutuskan
untuk latihan in door.
Saat
senpai sedang melatih yang lain, kami bertiga anteng saja memandangi senpai,
bahkan Nia menyempatkan untuk merekam senpai yang sedang melatih, Nia
mengarahkan henponnya dan terus mengikuti gerak-gerik senpai.
“Kayaknya
senpai nyadar deh kita rekam,” Kataku.
“Ci,
kita pura-pura yok. Pura-pura main games.”
Imbuh Nia.
“Wah,
seru banget nih Nia, gantian donk, Indah juga mau.” Indah mulai berakting.
“Ni,
belok kirii,, ayo teruuus jangan sembarangan aje, tar kalah lu.” Aku tak mau
kalah.
Kami
bertiga sangat berisik, senpai beberapa kali menoleh. Daaan saat kami hampir
pulang, senpai memberikan petuah-petuahnya daan...
“Kalian
latihan harus serius, jangan main rekam-rekam orang lain, tapi harus tiru
semangatnya dalam berlatih!”
Jleb!
Omongan senpai tertuju pada kami,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar