DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
3
ENDANG
ENTAP
SUKIRAH
DEWI
RAHAYU
ARISANTI
MUARA KASIH
PARLINA
SUSI SISWANTI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan
mengucap rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
ini.
Meta analisis ini dibuat untuk
memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Paradigma Baru dalam Pendidikan yaitu Dr.
H. Hurip Danu Ismadi, M.Pd, selain itu juga untuk menginformasikan wawasan baru
bagi rekan sejawat.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula
penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang
penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.
Penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas ini, semoga
menjadi amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Tuhan yang Maha Esa. Aamiin.
Semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, April
2014
Penulis
BAGIAN 1
DI SANAKAH MASA DEPAN PENDIDIKAN?
Pendidikan “milenium baru” dan “digital”
Pada
tahun 1998, teknologi mulai “menyerang” dan hampir di setiap rumah memiliki
perangkat teknologi, seperti komputer. Anak-anak mulai menggunakan komputer
sekadar untuk bermain games. Lama
kelamaan, muncullah pemikiran agar teknologi ini digunakan di dunia pendidikan
pada masa mendatang.
Pertama,
anak-anak menggunakan teknologi digital di luar sekolah, bahkan terkadang tidak
mengikuti kurikulum yang ada. Mereka mengeksplor sendiri, menyebarkan informasi
antar teman, saudara dan keluarga.
Kedua,
meskipun retorika tentang perubahan generasi yang muncul dari paparan teknologi
digital, tetap saja para muda-mudi menggunakan teknologi untuk tujuan yang
berbeda. Ada yang benar-benar memanfaatkan untuk pendidikan, adapula yang
sekadar bermain-main. Orang yang mengerti teknologi belum tentu menjadikannya
kreatif, berpikir kritis, adapula yang justru menjadi anti sosial, bahkan
bodoh. Selama dua dekade berikutnya, kita perlu memperhatikan banyak untuk perbedaan
antara individu dalam kelompok usia yang
sama seperti yang kita akan ke perbedaan
antara generasi. Dan kita perlu mengakui bahwa lanskap pembelajaran informal adalah ruang di mana pola-pola yang
ada ketidaksetaraan terstruktur sekitar etnis, jender, modal pendidikan dan
pendapatan terus dimainkan.
Ketiga,
sementara ada keragaman signifikan dalam jenis partisipasi, ada beberapa
kegiatan yang orang-orang muda cenderung tersandung atau menjadi ahli tanpa
dorongan eksplisit dan pelajaran. Perkembangan matematika dan scientific
pemahaman misalnya, muncul lebih jarang di laporan kegiatan online anak-anak
dari pengembangan literasi baru. Pada saat yang sama, perkembangan kemahiran
penting juga tampaknya membutuhkan lebih banyak dukungan. Sebagai contoh,
pembacaan kritis terhadap informasi secara online atau persepsi lingkungan digital sebagai produk
yang dirancang, dan karena itu terbuka untuk mendesain ulang, mungkin
memerlukan pengajaran eksplisit dan dorongan bagi kaum muda untuk berpindah
dari peran peserta dalam ruang digital untuk pembaca yang kritis dan aktif.
Isu yang lebih penting adalah kemungkinan bahwa
peningkatan visibilitas dan jangkauan praktik pembelajaran
informal mengancam untuk memperdalam perpecahan antara budaya pembelajaran informal yang berbeda kelompok anak muda di luar
sekolah. Tantangan pendidik yang akan dihadapi kemudian adalah bukan
bagaimana cara belajar teknologi para generasi baru, tetapi memutuskan bagaimana merespon pengalaman yang berbeda dalam pembelajaran
di luar ingkungan sekolah. Ini adalah masalah yang sangat lama dalam bentuk baru.
Persaingan
dan Fragmentasi
Kini terlihat adanya ketidakpuasan terhadap
pendidikan, banyak anak yang bersekolah namun merasa depresi, kecemasan diri,
frustasi, suka menyakiti diri sendiri sehingga tingkat stres di usia muda
meningkat. Mereka tidak merasakan pendidikan yang menyenangkan. Hal ini juga
dipengaruhi oleh tingkat ketahanan diri mereka. Pendidikan pun mulai
dipertanyakan. Apakah pendidikan hanya digunakan untuk sarana menghasilkan uang
dan meninggikan rating suatu negara? Hal ini membawa dampak pada perluasan
kurikulum dan pendidik mulai kehilangan profesionalitasnya. Salah satu
konsekuensi penting dari ini adalah
perubahan fokus pendidikan yang tadinya fokus negara menjadi kewajiban
setiap sekolah. Orang tua dan pendidik semakin menginginkan yang terbaik,
sehingga banyak yang lebih memilih untuk menjalani pendidikan sendiri (home schooling). Orang-orang kaya mampu
menyekolahkan mereka di sekolah yang terbilang baik seperti sekolah hutan dan
Montessori. Sedangkan kalangan menengah ke bawah, harus puas dengan mengikuti
sekolah-sekolah yang tergolong biasa. Hal ini dapat juga menjadikan kesenjangan
sosial semakin terlihat jelas, antara si kaya dan si miskin.
Namun, kini, banyak Universitas yang sudah
mengadakan pendidikan secara online, sehingga siapapun berkesempatan untuk
menjalani pendidikan tanpa memandang status. Hal ini sangat membantu untuk
menjangkau segala kalangan dalam mengeyam pendidikan.
Sebuah
Ekologi Baru Pendidikan
Sebagian besar institusi pendidikan publik,
khususnya tingkat Universitas telah menerapkan belajar online yang terbuka,
bukan hanya untuk mahasiswanya, tetapi untuk khalayak banyak yang ingin
mendapatkan pendidikan. Bahkan mahasiswanya lebih banyak belajar dari online
daripada di kampusnya sendiri. Kini universitas mulai meningkatkan kinerjanya
agar pelayanan online semakin baik. Bahkan kini banyak beredar video tutorial
di Youtube, yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja.
Pengembangan lanskap pendidikan online, meningkatkan
visibilitas
dan aksesibilitas pendidikan rakyat, dan skrip berubah untuk pelayanan publik memiliki potensi untuk membuka hubungan baru antara sekolah dan masyarakat.
dan aksesibilitas pendidikan rakyat, dan skrip berubah untuk pelayanan publik memiliki potensi untuk membuka hubungan baru antara sekolah dan masyarakat.
Belajar dan Bekerja
Ada hubungan timbal balik antara pendidikan
dan pekerjaan. Dunia kerja melakukan pula peningkatan pendidikan bagi
karyawannya, dan para peserta didik melakukan training pada
perusahaan-perusahaan. Hubungan antara sekolah dan industri menjadi lebih
kompleks, sekolah dipandang
sebagai sumber daya untuk penciptaan pengetahuan yang
bermanfaat secara ekonomis dan kekayaan intelektual.
Sekolah
yang Menghilang?
Pemandangan pendidikan menjadi sangat
kompleks. Ini terdiri dari profesional pendidik yang bekerja
di sekolah-sekolah dan
universitas, itu terdiri dari masyarakat dan rakyat pendidik berbagi keahlian
mereka untuk komunitas lokal mereka dan lebih luas.
Lanskap kompleks ini membawa risiko untuk profesional pendidikan yang akrab dari sektor
lain, seperti kasualisasi kerja dan pengenalan
persaingan bagi para profesional dari sekadar kesenangan. Hal ini juga menyerukan untuk sebuah reimagination sekolah. Salah satu
saran adalah untuk memikirkan kembali sekolah sebagai 'memobilisasi jaringan', mampu menarik bersama-sama
dan memanfaatkan beragam sumber daya pendidikan untuk siswanya, lembaga mobilisasi tersebut akan melihat dirinya bukan sebagai lembaga pendidikan
tradisional -satu-satunya situs pengetahuan dan otoritas- tetapi sebagai sarana yang siswa dapat diaktifkan untuk
berpartisipasi dalam dan memobilisasi komunitas-komunitas belajar.
Dalam
Pertahanan Sekolah
Sekolah berusaha untuk memberikan pelayanan kepada jutaan
pribadi yang berbeda, bukan hanya menekankan pada transfer ilmu pengetahuan.
Mengapa kita harus mendebatkan masalah sekolah? Padahal setiap orang berhak
mengembangkan diri sesuai dengan potensinya masing-masing.
Mengingat masalah ini, lebih baik untuk
membayangkan kembali dan memikirkan kembali peran sekolah daripada untuk
memberitakan malapetaka yang akan datang. Tentu saja, kekhawatiran
ini juga menyarankan pada kita bahwa kita perlu untuk melihat keras panjang di sekolah apakah hidup sampai mereka tanggung jawab di
daerah-daerah; apakah, misalnya, mereka
benar-benar bertindak sebagai kuat
memaksa untuk melawan ketidakadilan, apakah praktek profesional mereka benar-benar mendorong berbagi pengetahuan, apakah mereka benar-benar memungkinkan masyarakat untuk membangun pengetahuan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk membayangkan masa depan yang lebih baik dan bekerja untuk
membangun mereka.
memaksa untuk melawan ketidakadilan, apakah praktek profesional mereka benar-benar mendorong berbagi pengetahuan, apakah mereka benar-benar memungkinkan masyarakat untuk membangun pengetahuan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk membayangkan masa depan yang lebih baik dan bekerja untuk
membangun mereka.
BAGIAN II
SEBUAH KONTRAK GENERASI
BARU
Model Standar dari Masa
Kanak-kanak
Masa kanak-kanak adalah masa emas, anak mudah memahami dan
menerima apa yang diajarkan orang dewasa. Anak merupakan investasi masa depan,
sehingga perlu dijaga dan dirawat dengan baik perkembangannya. Banyak yang
memandang anak-anak “kurang matang” “tidak dewasa”, memang itulah kenyataannya,
karena itu anak memerlukan model yang tepat dan sesuai bagi mereka.
“Digital” dan “Pembelajar
Seumur Hidup”
Pergantian abad, menyebabkan perusahaan berlomba dalam
menyediakan teknologi, karena banyak pula anak-anak yang mulai mengenal
teknologi (permainan digital), maka inilah yang membuat industri digital maju.
Kemajuan sangat besar sehingga anak-anak dapat mengenal dunia digital dengan
demikian cepatnya.
Awalnya digital dikembangkan untuk sarana pendidikan anak-anak,
namun yang anak tahu adalah bagaimana bermain-main melalui sarana tersebut, ini
harus dijadikan pembelajaran juga bagi para guru agar dapat menyajikan
teknologi dengan semestinya sehingga essensinya benar-benar tercapai.
Tidak hanya bagi anak-anak, pengadaan teknologi juga harus tepat
sasaran pada orang dewasa, karena pada dasarnya manusia belajar sepanjang hayatnya.
Populasi dan Keluarga
Kecil
Dengan menurunnya tingkat kesuburan, banyak manula, sehingga
tidak punya cukup waktu untuk bersua dengan cucunya, membuat adanya jarak.
Dengan banyaknya lansia, tingkat kelahiran menurun, karena menurunnya tingkat
kesuburan, hal ini membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka
dengan teman sebaya dibanding dengan orang tua, kakek, nenek dan keluarga
mereka. Kebanyakan dari mereka telah memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi
dengan keluarganya.
Salesman,
Pendisiplin
atau Pesaing : yang Mana Peranan Orang Dewasa?
Anak-anak
dan remaja dinilai lebih menguasai teknologi, bahkan lebih cepat daripada yang
diajarkan gurunya. Sepertinya ada perbedaan yang nyata dalam pemerolehan akses
teknologi, suara anak tidak terdengar karena adanya anggapan yang tidak
memadai, anak kehilangan hak mereka untuk berpendapat, hal ini menimbulkan
pemisahan kalangan anak dengan dewasa. Apakah orang dewasa berperan sebagai
pengenal kepada anak, ataukah pesaing dalam hal itu?
Kontrak
Baru Antar Generasi
Tak satu pun dari lintasan ini diinginkan atau
berkelanjutan. Semuanya hadir risiko serius bagi orang-orang yang tergantung
pada model standar yang ada dari masa kanak-kanak atau kontrak antargenerasi
yang ada untuk menyediakan hubungan perawatan dan dukungan. Dalam semua ini,
anak-anak dan orang dewasa yang sudah paling rentan mungkin paling menderita.
Ide dewasa sebagai salesman mengasumsikan bahwa semua anak muda memiliki sumber
daya untuk mendukung informasi pengambilan keputusan, tidak memberikan sumber
daya dan dukungan untuk anak tidak mampu 'bekerja sistem. Disiplin dewasa
cenderung keistimewaan nilai-nilai, perilaku dan pengetahuan yang sudah
melestarikan kelompok dominan dan kepentingan, dan untuk menawarkan keamanan dengan biaya hak asasi manusia. Model kompetitif mengikis hubungan perawatan yang penting untuk melindungi yang paling rentan, baik muda atau tua.
melestarikan kelompok dominan dan kepentingan, dan untuk menawarkan keamanan dengan biaya hak asasi manusia. Model kompetitif mengikis hubungan perawatan yang penting untuk melindungi yang paling rentan, baik muda atau tua.
Kita
perlu menciptakan lingkungan belajar yang kolabor, artinya dalam suatu kelas,
tidak hanya berisi generasi muda, atau generasi tua saja, kita perlu suasana
pendidikan yang menggabungkan antar generasi, agar bisa saling melengkapi satu
sama lain. Dengan demikian, kita akan mulai membuat hubungan dan lembaga yang dapat mendukung multi-generasi.
BAGIAN III
MENJADI MANUSIA
Meningkatkan Evolusi?
Teknologi
yang semakin canggih tidak hanya membawa dampak pada dunia pendidikan, tetapi
juga bagi dunia kesehatan. Orang mulai berpikir untuk “memperbaiki” tubuhnya,
gaya hidup, diet, bahkan beberapa operasi yang pada masa lampau dianggap sangat
mustahil. Kini dengan kemajuan yang ada, manusia bahkan bisa mengganti matanya
yang rusak dengan kamera berresolusi tinggi. Tubuh manusia mulai “terisi”
dengan kecanggihan-kecanggihan teknologi.
Manusia yang Tak Bisa Lupa
Telepon
genggam adalah perangkat kecil yang bisa disebut “super”, karena dengan benda
sekecil itu, kita dapat mengakses internet, menangkap gambar dengan aplikasi
kameranya, merekam vidio momen-momen yang penting, bahkan data-data kita dapat
tersimpan di dalamnya. Kita tidak akan kesulitan dalam mengingat hal penting,
karena telah tersimpan di sana. Kita makin mudah dalam memperoleh informasi,
tak hanya itu, kita sendiripun dapat berbagi dengan orang lain, yang telah kita
kenal maupun belum.
Ketika Biologi Bertemu Komputerisasi
Ilmu
kedokteran yang berkembang, membuat manusia mengaitkan biologi dengan komputer.
Contoh penggunaannya adalah pada cara tes DNA, kemudian perkembangan teknologi
pada mikroskop. Tampaknya sangat mustahil memindahkan informasi dari dalam tubuh
manusia menjadi gambaran di komputer, namun itulah teknologi, kini segala
sesuatu sudah lebih mudah.
Penanggulangan
Teknologi
yang canggih ternyata membawa dampak negatif, yaitu kita dapat kehilangan
saat-saat berharga dengan orang-orang terdekat (secara nyata) karena kita sudah
dapat menelpon, video call, dan lain sebagainya (dunia maya).
Bahkan
ada sekumpulan penyandang tuna rungu merasa bahwa hidup mereka lebih baik
ketika tidak bisa mendengar ketimbang ketika memakai alat bantu pendengaran,
kaena secara tak langsung hal itu menutupi siapa mereka sebenarnya.
Keanekaragaman dan Saling Ketergantungan
Pendidikan,
dalam situasi seperti ini, tidak hanya menghadapi manusia, antara orang dewasa
dan anak, antara guru dan siswa,
dengan tujuan meningkatkan kapasitas siswa untuk mencapai otonomi.
Ini juga merupakan pertemuan yang memiliki sebagai tujuan terbuka dan refleksi pada sumber daya - manusia, budaya dan teknologi - yang dapat
dibawa menyongsong pendidikan. Dengan demikian, pendidikan
berorientasi pada pemahaman pelaku dan jaringan yang sudah atau berpotensi tersedia sebagai sumber daya untuk memanfaatkan layanan data yang dapat diakses anak, rekan-rekan mahasiswa secara teratur mengutarakan pengalaman yang mereka miliki, alat-alat yang tersedia, masyarakat yang berpartisipasi dalam pendidikan antara individu jaringan menjadi salah satu cara memahami terbaik sumber daya tersebut dapat dimobilisasi, dan di mana mereka perlu pemahaman yang lebih besar. Dalam konteks ini, peran sekolah adalah untuk membuat terlihat multi dan beragam pengalaman bahwa siswa yang dibawa ke sekolah, untuk menunjukkan bagaimana perbedaan antara anak-anak dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun kapasitas semua anak-anak, memobilisasi dan membangun jaringan sumber daya yang kuat, dan untuk membuat sumber daya jaringan yang lain memiliki akses yang dibutuhkan untuk membangun masa tertentu. Dalam konteks ini, sekolah menjadi demokratis ruang yang dirancang untuk memungkinkan orang-orang dengan sumber daya yang berbeda untuk berbicara, belajar dari dan
bekerja dengan satu sama lain. Hari ini, sebagai siswa masuk sekolah dengan semakin beragam berbagai sumber daya sosio-teknis, karena mereka dan guru memiliki akses ke farmasi tumbuh perangkat tambahan kognitif atau kontrol farmakologis pada perilaku, kebutuhan untuk bekerja menuju pembentukan sebuah pertemuan pendidikan
yang membuat sumber daya ini terlihat beragam dan bekerja secara aktif untuk mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang mereka dapat menyebabkan, semakin mendesak.
Ini juga merupakan pertemuan yang memiliki sebagai tujuan terbuka dan refleksi pada sumber daya - manusia, budaya dan teknologi - yang dapat
dibawa menyongsong pendidikan. Dengan demikian, pendidikan
berorientasi pada pemahaman pelaku dan jaringan yang sudah atau berpotensi tersedia sebagai sumber daya untuk memanfaatkan layanan data yang dapat diakses anak, rekan-rekan mahasiswa secara teratur mengutarakan pengalaman yang mereka miliki, alat-alat yang tersedia, masyarakat yang berpartisipasi dalam pendidikan antara individu jaringan menjadi salah satu cara memahami terbaik sumber daya tersebut dapat dimobilisasi, dan di mana mereka perlu pemahaman yang lebih besar. Dalam konteks ini, peran sekolah adalah untuk membuat terlihat multi dan beragam pengalaman bahwa siswa yang dibawa ke sekolah, untuk menunjukkan bagaimana perbedaan antara anak-anak dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun kapasitas semua anak-anak, memobilisasi dan membangun jaringan sumber daya yang kuat, dan untuk membuat sumber daya jaringan yang lain memiliki akses yang dibutuhkan untuk membangun masa tertentu. Dalam konteks ini, sekolah menjadi demokratis ruang yang dirancang untuk memungkinkan orang-orang dengan sumber daya yang berbeda untuk berbicara, belajar dari dan
bekerja dengan satu sama lain. Hari ini, sebagai siswa masuk sekolah dengan semakin beragam berbagai sumber daya sosio-teknis, karena mereka dan guru memiliki akses ke farmasi tumbuh perangkat tambahan kognitif atau kontrol farmakologis pada perilaku, kebutuhan untuk bekerja menuju pembentukan sebuah pertemuan pendidikan
yang membuat sumber daya ini terlihat beragam dan bekerja secara aktif untuk mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang mereka dapat menyebabkan, semakin mendesak.
BAGIAN IV
KOLEKTIF, PERWUJUDAN DAN BAHAYA
PENDIDIKAN
Mengubah praktik sosio-teknis selalu
mengubah sumber daya yang kita miliki untuk pembelajaran, dan selama 30 tahun
terakhir telah sekitar penyerapan
dan desain teknologi yang perdebatan signifikan tentang kemampuan
pendidikan untuk belajar
beradaptasi dengan 'masa depan' telah dilakukan. Dari 1980
sampai sekarang, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik telah menjadi strategi politik untuk beradaptasi
dengan perubahan sosio-teknis, dan
telah menjabat sebagai 'Pendidikan untuk Modernisasi
Abad Dua puluh'. Pendekatan ini, bagaimanapun, cenderung untuk melihat hubungan pendidikan terhadap perubahan sosio-teknis sebagai masalah teknis dan khusus, berkaitan dengan mekanisme dan metode pembelajaran daripada mempengaruhi tujuan yang lebih luas dari pendidikan.
Abad Dua puluh'. Pendekatan ini, bagaimanapun, cenderung untuk melihat hubungan pendidikan terhadap perubahan sosio-teknis sebagai masalah teknis dan khusus, berkaitan dengan mekanisme dan metode pembelajaran daripada mempengaruhi tujuan yang lebih luas dari pendidikan.
Kemampuan Kolektif
Lanskap
informasi digital tidak mengganggu ketenangan penting asumsi tentang bagaimana
kita menghargai informasi dan menghasilkan pengetahuan. Salah satu bentuk
penghargaan kita, misalnya, menstabilkan asumsi tentang siapa yang mampu
menghasilkan pengetahuan yang berharga karena itu membuat lebih mudah bagi
siapa saja untuk menemukan ruang di mana keahlian khusus dan minat dapat
berkembang ( akan selalu ada sebuah forum yang terkait dengan minat Anda ).
Digitalisasi informasi juga membuatnya tersedia dalam bentuk yang memungkinkan
untuk menjadi mudah dicari dan digunakan oleh orang-orang yang memiliki
kepentingan dan niat yang
mungkin sama sekali berbeda dari niat orang-orang yang dihasilkan Informasi di tempat awal, sehingga memperluas lingkup aplikasi potensial dari setiap data. Berapa banyak informasi yang berharga tidak ditentukan oleh sumber tetapi dengan kapasitas yang akan digunakan dalam konteks tertentu. Kita bisa memikirkan Web sebagai ruang di mana nilai kontingen informasi. Berapa banyak 'pengetahuan yang berharga dalam lingkungan ini dijawab tidak dengan daftar informasi penting tetapi dengan pertanyaan - siapa? Kapan? dalam konteks apa ? dan untuk tujuan apa ? Dalam konteks ini, sebagai filsuf Pierre Levy berpendapat , " tidak ada yang tahu segalanya, semua orang tahu sesuatu , semua pengetahuan berada di kemanusiaan”.
mungkin sama sekali berbeda dari niat orang-orang yang dihasilkan Informasi di tempat awal, sehingga memperluas lingkup aplikasi potensial dari setiap data. Berapa banyak informasi yang berharga tidak ditentukan oleh sumber tetapi dengan kapasitas yang akan digunakan dalam konteks tertentu. Kita bisa memikirkan Web sebagai ruang di mana nilai kontingen informasi. Berapa banyak 'pengetahuan yang berharga dalam lingkungan ini dijawab tidak dengan daftar informasi penting tetapi dengan pertanyaan - siapa? Kapan? dalam konteks apa ? dan untuk tujuan apa ? Dalam konteks ini, sebagai filsuf Pierre Levy berpendapat , " tidak ada yang tahu segalanya, semua orang tahu sesuatu , semua pengetahuan berada di kemanusiaan”.
Berpikir dengan Tubuh
Kemajuan
yang terjadi ini benar-benar luar biasa, kita tidak hanya dapat membuat
khayalan, gambaran luar biasa mengenai suatu benda, namun kita juga dapat
mewujudkannya menjadi nyata. Ketika kita dahulu merasakan bayi dalam kandungan
dengan perasaan belaka, kini dapat dilakukan USG, kita dapat melihat perwujudan
bayi tersebut di dalam layar. Ide-ide yang ada bukan hanya dapat digambarkan,
namun juga dapat segera terwujudkan.
Kita
bisa menggenggam dunia bila kita mahir, maksimalkan segala potensi kita, gunakan
akal pikiran serta tubuh untuk menunjang perwujudannya.
Dari Penyaringan ke Integrasi
Informasi
yang beredar memang sangat beragam, namun apakah semuanya benar? Kita tidak
dapat memastikannya. Ketika dibuat grup-grup tertentu yang memiliki kesamaan visi
misi, sehingga dapat saling berbagi informasi yang relevan dengan mereka, belum
tentu berita benar. Bahkan ketika kita mengetikkan kata kunci di google, belum
tentu yang muncul berkaitan dengan yang kita butuhkan. Ternyata penyaringan
sangatlah penting. Dengan kemajuan yang ada, kita bahkan lebih memercayai mesin
daripada orang. Kita berkomunikasi lewat internet, telepon, dan lain
sebagainya. Kita tidak lagi berkomunikasi dengan manusia, seolah mesin-mesin
itu menjadi pengganti “diri” kita. Merekalah yang aktif dalam mengelola
interaksi kita. Kita tidak rasional, terlepas pengguna sistem informasi
tersebut. Sebaliknya, kita terintegrasi dengan mereka, kita bekerja sama dengan
mereka dan kita telah menyerahkan kepada mereka berbagai macam fungsi yang sebelumnya
kita ambil untuk diberikan sebagai bagian dari tanggung jawab kita sendiri.
Bekerja
dengan teknologi ini tidak
hanya berarti 'menggunakan' jaringan
yang bertindak sebagai platform atau
panggung netral untuk kecerdasan manusia. Sebaliknya, kami bekerja dan terintegrasi
dengan jaringan yang menggunakan cara yang berbeda dari
kita memecahkan masalah dan 'berpikir' tentang sesuatu. Kecerdasan kolektif global kami sedang berkembang, maka, bukan hanya manusia, mesin juga. Apakah manusia atau kecerdasan mesin menimbulkan risiko terbesar, bagaimanapun masih ada beberapa perdebatan.
kita memecahkan masalah dan 'berpikir' tentang sesuatu. Kecerdasan kolektif global kami sedang berkembang, maka, bukan hanya manusia, mesin juga. Apakah manusia atau kecerdasan mesin menimbulkan risiko terbesar, bagaimanapun masih ada beberapa perdebatan.
Hubungannya dengan Bahaya Pengetahuan
Praktik-praktik sosio-teknis yang muncul dari penggunaan sistem komputasi yang kompleks meningkatkan beberapa kekhawatiran di antara mereka yang akrab dengan teknologi. Khususnya sistem jaringan interkoneksi sosio-teknis, disebut sistem
sistem. Sistem ini sistem mendukung berbagai
kesehatan, keuangan dan sistem informasi pemerintah, banyak
yang tidak pernah dirancang untuk
bekerja dengan satu sama lain, banyak yang telah diprogram untuk menjadi mengelola diri dan perbaikan diri. Ada kekhawatiran meningkat bahwa kita tidak memiliki strategi dan proses di tempat
untuk berpikir melalui apa artinya
tergantung pada dan bekerja dengan sistem ini.
Dengan sistem yang kompleks seperti itu, tidak hanya mungkin bahwa kita tidak sepenuhnya memahami bagaimana mereka
bekerja, tapi kami mungkin tidak
dapat bahkan tahu bahwa mereka tidak bekerja sampai mereka gagal. Devolusi tanggung jawab untuk mesin, bagaimanapun, tidak hanya meningkatkan pertanyaan
tentang apakah kita tahu
bagaimana mengelola dan mengendalikan Hasil dari sistem. Sebaliknya, pertanyaan moral dan etika yang juga mengangkat tentang
apa yang kita harus dan tidak
harus diberlakukan untuk aktor-aktor
non-manusia.
Kearifan, Tanggung Jawab dan
Multiliterasi
Kita
tidak pernah tahu kurikulum macam apa yang akan digunakan di masa mendatang,
yang terpenting adalah menumbuhkan kearifan, tanggung jawab dan multiliterasi
pada peserta didik.
Kearifan
Kearifan
adalah tentang kemampuan untuk menilai
tidak hanya kualitas informasi tradisional (kepercayaan, keandalan dan sebagainya) tetapi yang lebih penting, untuk menilai hubungan informasi
ke informasi lain, untuk tujuan Anda sendiri dan kepentingan, dan untuk konteks di mana ia digunakan. Dalam kata
lain, kearifan adalah atribut
yang kita butuhkan ketika kita menyadari
bahwa masalah utama yang kita hadapi
dalam kaya lanskap digital tidak
terutama 'penyaringan' masalah tapi masalah 'relasional',
masalah menilai nilai
terhadap konteks.
Multiliterasi
Perkembangan modalitas lanskap digital,
meliputi audio, visual,
berbasis teks, haptic, musik dan gestural komunikasi
membutuhkan kelancaran (mahir). Untuk menjadi 'melek' dalam lingkungan ini, harus mampu memodelkan, bereksperimen, untuk memvisualisasikan, memverbalisasi, untuk menulis dan audio visual (antara banyak hal lainnya). Mahasiswa yang 'melek', pekerja atau warga negara harus menyambung kembali pikiran dan tubuh, untuk melancarkan antara bekerja di depan mata atau suara, simulasi atau bercerita.
berbasis teks, haptic, musik dan gestural komunikasi
membutuhkan kelancaran (mahir). Untuk menjadi 'melek' dalam lingkungan ini, harus mampu memodelkan, bereksperimen, untuk memvisualisasikan, memverbalisasi, untuk menulis dan audio visual (antara banyak hal lainnya). Mahasiswa yang 'melek', pekerja atau warga negara harus menyambung kembali pikiran dan tubuh, untuk melancarkan antara bekerja di depan mata atau suara, simulasi atau bercerita.
Tanggung Jawab
Sebuah
pendidikan yang memelihara tanggung jawab memelihara pengakuan atas batas-batas pemahaman kita
tentang “alat kita”, sistem dan
jaringan. Hal ini mendorong eksplorasi
konsekuensi yang tidak diinginkan, titik
kritis, sistem yang kompleks. itu
mendorong pemeriksaan dari potensi dampak terhadap orang lain, cara
di mana kita mengelola, beredar dan mengendalikan arus informasi jaringan pusat kami. Sebuah pendidikan tanggung jawab berarti, oleh karena itu, melihat pengetahuan sosio-teknis kami berkembang sebagai produk pilihan dan niat bukan sebagai sesuatu yang tak terelakkan dan kekuatan tak terbendung.
di mana kita mengelola, beredar dan mengendalikan arus informasi jaringan pusat kami. Sebuah pendidikan tanggung jawab berarti, oleh karena itu, melihat pengetahuan sosio-teknis kami berkembang sebagai produk pilihan dan niat bukan sebagai sesuatu yang tak terelakkan dan kekuatan tak terbendung.
BAGIAN V
PIKIRKAN KESENJANGAN
Dua
dekade berikutnya menimbulkan
pertanyaan menarik tentang hubungan
antara dewasa dan
anak-anak, tentang hubungan antara
manusia dan mesin, tentang
cara di mana kita mengelola tantangan keanekaragaman radikal dan informasi surplus.
Perdebatan tentang implikasi dari
perubahan sosio-teknis
atas dekade mendatang karena itu tidak
dapat diperas ke dalam sempit berperan Perdebatan
ekonomi yang telah mendominasi retorika publik tentang
'melengkapi sekolah untuk abad kedua puluh
satu 'untuk menghasilkan ' tenaga
kerja di hari esok'. Jelas,
keduanya lebih untuk pendidikan
dan lainnya kontur potensi sosial dan
perubahan teknologi selama beberapa dekade mendatang.
perubahan teknologi selama beberapa dekade mendatang.
Meskipun dunia yang lebih luas, namun, jika kita telah belajar sesuatu dari beberapa
tahun terakhir, itu adalah bahwa lanskap ekonomi juga merupakan situs yang
mendalam, perubahan yang sangat penting bagi kehidupan pribadi kita, kehidupan keluarga dan pelayanan publik.
Terlebih lagi, kerja merupakan komponen penting
kesejahteraan dan sarana penting untuk membangun sosial dan modal
ekonomi. Oleh karena itu penting untuk menjelajahi beberapa visi yang sangat
bertentangan berjangka ekonomi yang muncul dari analisis kontemporer hubungan
antara perubahan teknologi dan ekonomi.
Dalam pemetaan ini visi
bersaing berjangka ekonomi menjadi jelas bahwa
retorika publik kesejahteraan universal dalam ekonomi pengetahuan global adalah sangat optimis dan semakin tidak masuk akal akun di masa depan. tantangan untuk pendidikan dan pendidik, karena itu, adalah untuk memeriksa sumber daya apa yang kita miliki di tangan dan sumber daya apa yang muncul perkembangan sosio-teknis dapat ditawarkan, untuk membangun visi alternatif kuat dan dapat dicapai dari masa depan yang akan berkelanjutan dan adil bagi semua siswa di masyarakat kita.
retorika publik kesejahteraan universal dalam ekonomi pengetahuan global adalah sangat optimis dan semakin tidak masuk akal akun di masa depan. tantangan untuk pendidikan dan pendidik, karena itu, adalah untuk memeriksa sumber daya apa yang kita miliki di tangan dan sumber daya apa yang muncul perkembangan sosio-teknis dapat ditawarkan, untuk membangun visi alternatif kuat dan dapat dicapai dari masa depan yang akan berkelanjutan dan adil bagi semua siswa di masyarakat kita.
Lembaga yang Tak Terhitung
Dengan
area yang luas, tentu saja di dalamnya terdapat banyak lembaga. Lembaga
kesehatan, pendidikan, sains, industri. Dengan banyaknya lembaga tersebut, maka
harus ada strategi untuk mampu bersaing
dan menjadikannya lebih unggul dibanding yang lainnya.
Polarisasi Radikal
Perkembangan
ini membuka ke daerah
persaingan global pasar tenaga kerja
yang sebelumnya telah cukup dilindungi: desainer, penemu,
peneliti
dan profesional di berbagai industri sekarang menemukan diri mereka dalam kompetisi dengan rekan-rekan mereka, bekerja kurang, di seluruh dunia. Ide bahwa hanya ada begitu banyak pekerjaan pengetahuan 'kreatif' untuk berputar adalah naif (kegiatan tersebut juga dapat berkembang biak peluang baru dan kegiatan) dan gagasan bahwa investasi dalam kreativitas manusia, penelitian dan inovasi hanya dari nilai ekonomi yang kompetitif juga menghadap nya potensi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk semua orang. Meskipun demikian, pengembangan kompetisi internasional untuk keterampilan tinggi bekerja dalam iklim neoliberal ekonomi pasar bebas merusak kepercayaan dalam asumsi tentang -keterampilan tinggi, masa depan-upah tinggi.
dan profesional di berbagai industri sekarang menemukan diri mereka dalam kompetisi dengan rekan-rekan mereka, bekerja kurang, di seluruh dunia. Ide bahwa hanya ada begitu banyak pekerjaan pengetahuan 'kreatif' untuk berputar adalah naif (kegiatan tersebut juga dapat berkembang biak peluang baru dan kegiatan) dan gagasan bahwa investasi dalam kreativitas manusia, penelitian dan inovasi hanya dari nilai ekonomi yang kompetitif juga menghadap nya potensi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk semua orang. Meskipun demikian, pengembangan kompetisi internasional untuk keterampilan tinggi bekerja dalam iklim neoliberal ekonomi pasar bebas merusak kepercayaan dalam asumsi tentang -keterampilan tinggi, masa depan-upah tinggi.
Lintasan menuju polarisasi digemakan
oleh pasar tenaga kerja lainnya
analisis yang melihat pertumbuhan tingkat tinggi
pekerjaan manajerial dan profesional, lekukan keluar
dari pekerjaan tingkat
menengah dan pertumbuhan dalam apa yang sering
pekerjaan dengan bayaran di berbagai bidang seperti peduli, layanan pribadi , ritel
dan pariwisata peran. Kesenjangan antara tubuh besar tenaga kerja kurang dibayar dan tubuh kecil bakat global elit tampaknya semakin
besar.
Sejumlah faktor lain juga mengintensifkan lintasan ini menuju
polarisasi. Geografi dan mobilitas, misalnya, memainkan peran penting dalam
membuat lebih sulit untuk naik 'tangga kerja'. Kota-kota semakin bertindak
sebagai magnet untuk industri dan lapangan kerja dengan upah yang lebih tinggi.
Kota-kota juga, bagaimanapun, membawa perumahan dan transportasi mahal biaya
bagi banyak orang. Geografi yang paling penting bagi mereka dengan keterampilan
yang miskin cenderung untuk mencari dan dapat mengambil pekerjaan di wilayah
yang luas.
Polarisasi
radikal berjangka muncul
dari lintasan
di mana tingkat
persaingan internasional
dan intra-nasional
untuk status
tinggi, bernilai
tinggi pekerjaan
ekonomi pengetahuan
mengaburkan
pertimbangan
yang lebih luas dari
permintaan terus
untuk pekerjaan biasa mampu
membayar upah
layak bagi
semua orang.
Pemecahan : Jurang
Abad Dua Puluh Satu
Ada
komentator lain,
bagaimanapun, yang
berpendapat bahwa
bahkan perkiraan
ini dari
ekonomi global
yang sangat terpolarisasi
adalah tidak
masuk akal. Hal
ini didasarkan,
mereka berpendapat,
pada model
pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan
yang mengabaikan
sejauh mana
ekonomi digital
global tergantung
pada sumber
daya yang terbatas dari
bahan, iklim
yang stabil dan
hubungan manusia
saat ini
Analisis
ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk menyeimbangkan diskusi tentang implikasi
dari perubahan sosio - teknis untuk ekonomi masa depan . Mereka berpendapat
bahwa strategi ekonomi masa depan kita tidak hanya harus mengandalkan
pengetahuan dan industri jasa, tergantung pada produksi ekonomi global dan
manufaktur murah. Sebaliknya , kita perlu melihat bagaimana membangun industri
yang akan mendukung adaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan ; kita perlu
berinvestasi dalam produksi pertanian dan penelitian yang akan memungkinkan
kita untuk memberi makan populasi yang tumbuh dalam lingkungan ; kita perlu
mengembangkan infrastruktur baru yang akan mendukung keluarga dan masyarakat
untuk peduli dengan baik dan untuk menghargai perawatan bagi lansia dan
anak-anak kita ; dan kita perlu kegiatan ekonomi yang membangun ketahanan
masyarakat lokal dan meningkatkan solidaritas sosial, bukan polarisasi. Ini
bukan argumen untuk kembali ke lokalisme membabi buta. Sebaliknya, itu adalah
argumen untuk memperkenalkan kembali kondisi-kondisi material yang diperlukan
untuk keberadaan kita dan kondisi manusia dan lingkungan diperlukan untuk
kesejahteraan dalam narasi kami kegiatan ekonomi masa depan. Ini adalah argumen
untuk kembali mengintegrasikan materialitas ke dalam narasi sosio-teknis
berjangka .
Membangun Kehidupan di Masa Mendatang
Salah
satu fondasi
untuk alternatif
bangunan merupakan
upaya untuk
memikirkan kembali apa
yang mungkin menyebabkan
kesejahteraan
nyata jika kekayaan
ekonomi dipandang
sebagai indikator
tidak membantu
keberlanjutan dan
keamanan masa depan.
Semakin, ada
akal sehat baru
yang muncul sebagai
badan penelitian
mulai menunjukkan
kesejahteraan
yang melebihi
tingkat dasar
pendapatan tidak
tergantung pada lebih
banyak uang, tapi
setelah hubungan
yang langgeng, kesehatan
yang baik, olahraga,
pendidikan, hubungan baik
dengan anak-anak,
masyarakat, teman-teman,
iman dan seks.
Pendekatan ini
tidak berarti bahwa
Anda hanya dapat
'berpikir'
diri Anda bahagia
(karena
beberapa dari
buku-buku derivatif
akan Anda percaya);
melainkan berusaha
untuk memposisikan
uang karena
hanya satu bagian
dari banyak
faktor yang membuat sebuah
kehidupan yang baik
dan hanya satu
dari langkah-langkah
kesejahteraan.
Intervensi Pendidikan Masa Depan Ekonomi
Kita
harus bekerja keras agar sekolah dapat mewujudkan apa yang kita harapkan, cara
untuk itu diantaranya :
1. sekolah
perlu bertindak
sebagai ruang publik
bagi siswa,
guru dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
percakapan tentang
jenis masa
depan yang sedang
dibangun, dan
2. sekolah
perlu menyisihkan
ilusi bahwa
itu adalah 'zona
non-ekonomi',
melainkan murni akademis.
Selama
jangka panjang
sekolah perlu
menulis ulang
hubungannya dengan
masa depan. Perlu
melihat dirinya
bukan sebagai
persiapan siswa untuk
masa depan yang
dirancang di
tempat lain, tetapi
untuk membekali
siswa untuk
kritis memeriksa cerita
tentang masa
depan mereka
sedang diperjuangkan, dan
untuk membangun kapasitas
mereka untuk menciptakan
masa depan yang
mereka, dan
komunitas mereka. Sekolah
perlu menjadi
laboratorium
untuk membangun
masa depan ekonomi
dan sosial yang berkelanjutan.
BAGIAN VI
JARINGAN, KOLEKTIF,
DAN MASYARAKAT LUAS
Ruang Publik Baru
Berkembangnya
dunia maya memudahkan kita untuk mengakses berbagai hal dalam waktu yang
relatif singkat.
Alat Potensial untuk
Perubahan Sosial
Penulis
memiliki pendapat, bahwa alat yang berperan dalam perubahan sosial adalah :
1. Jurnal
warganegara,
2. Informasi
terbaca,
3. Akuntabilitas
model baru,
4. Gabungan
tindakan individu,
5. Melewati
lembaga-lembaga tradisional, dan
6. Alat
untuk pengambilan
keputusan dan pembuatan
undang-undang.
Sekolah Membangun Percakapan Berkualitas Tentang Masa Depan
Sekolah
adalah tempat di mana
orang belajar
untuk 'melakukan
demokrasi', di
mana harapan
mereka dibentuk
tentang suara
dan hak-hak
mereka sendiri,
tentang hak
mereka untuk
berbicara dan kewajiban
mereka untuk
mendengarkan dan
bertindak. Sekolah
juga ruang
publik yang
bertindak sebagai gateway
untuk demokrasi,
mereka adalah
lembaga yang
kuat untuk perubahan
sosial dalam
hak mereka sendiri, dan
mereka dapat
menyediakan platform
dan sumber
daya untuk
orang-orang untuk
membentuk lanskap
demokrasi lokal
mereka dan sebagai
sumber daya untuk memobilisasi
komunitas mereka.
Artinya,
akhirnya, melihat
sekolah sebagai
ruang publik
yang penting bagi
demokrasi lokal.
Ini adalah ruang
yang dapat memberikan
akses ke sumber
daya yang dibutuhkan bagi
masyarakat untuk
berkumpul dan membahas
masalah tersebut.
Ini adalah ruang
yang dapat bertindak
sebagai fokus
sekitar yang
masyarakat dapat
mengatur untuk
mengadvokasi perubahan
yang mereka butuhkan
untuk masa
depan yang
berkelanjutan.
BAGIAN VII
SEKOLAH
PEMBANGUN MASA DEPAN
Selain
sebagai “Pelindung Masa Depan”
Kita perlu
lembaga pendidikan
yang membantu kita
untuk mengetahui
bagaimana berurusan dengan
pengetahuan baru
dan berbahaya
kami. Kita
perlu lembaga
pendidikan yang
bertindak sebagai bidan
praktek-praktek
ekonomi yang berkelanjutan
yang memperkuat
daripada melubangi
masyarakat lokal
di seluruh dunia.
Kita perlu lembaga
pendidikan yang
mampu memelihara
kapasitas untuk
demokrasi dan
perdebatan yang
akan memungkinkan kami
untuk memastikan bahwa keadilan
sosial dan
politik berada
di jantung
berjangka sosio-teknis
kami sedang
membangun.
Sekolah
adalah institusi penting. Sekolah juga memiliki kapasitas untuk bertindak
sebagai ruang prefigurative, seperti lingkungan di mana masyarakat dapat
memodelkan hari ini bagaimana mereka mungkin ingin hidup dengan satu sama lain
di masa depan.
Oleh karena itu,
sekolah memiliki
potensi untuk mempengaruhi
perubahan bagaimana
sosio-teknis
di masyarakat
dengan membentuk
bagaimana masyarakat
dilengkapi dengan baik
adalah memimpin dan
menolak perubahan,
dan bagaimana
masyarakat yang jauh
dapat memanfaatkan
perkembangan
sosio-teknis
untuk tujuan mereka sendiri.
Mereka juga
situs penting
di mana
dimungkinkan untuk
model alternatif
sosio-teknis
berjangka.
Lalu, apa atribut yang tepat bagi
sekolah seperti itu?
1. Sebuah
ruang publik
di jantung komunitas,
2. Komitmen
untuk saling
ketergantungan, dan
3. Sebuah
laboratorium untuk
membangun masa
depan sosial.
Menuju Sekolah Pembangun Masa Depan
Sekolah
Pembangun Masa Depan adalah sekolah
yang mengambil serius tanggung jawabnya untuk membekali siswa untuk masa depan. Sekolah ini adalah ruang di
mana siswa dan masyarakat
dapat memikirkan kembali asumsi mereka tentang apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin. sekolah Pembangun Masa Depan (2035), berusaha untuk menggambarkan apa sekolah seperti
itu mungkin merasa seperti, yang mungkin bekerja di sana, bagaimana mungkin akan diatur, apa macam pengajaran
dan pembelajaran yang
mungkin terjadi, apa
kesulitan yang mungkin dihadapi.
BAGIAN VIII
SEKOLAH PEMBANGUN MASA DEPAN TAHUN 2035
Teras Rumah
Prof.
Keri memiliki harapan sekolah yang akan datang. Teras sekolahnya nampak ramai
anak-anak, semua orang boleh datang untuk berkunjung, berbincang dengan yang
lain, dan melihat proses belajarnya. Anak-anak memiliki waktu belajar dan
bermain games. Sekolah bukan lagi
tempat yang membosankan, tetapi menjadi tempat impian yang sangat menyenangkan.
Pemetaan Sumber Daya
Di
sekolah ada beberapa ruangan yang berbeda fungsinya, untuk belajar anak usia
dasar, menengah, dan tinggi. Semua kelas ditata agar menarik perhatian siswa,
masing-masing siswa dibimbing mentornya. Ada ruangan khusus untuk kebun, ruang
penyimpanan seluruh data siswa, dan lain sebagainya.
Museum
Museum
harus ada di setiap sekolah, mentor harus bisa menjelaskan bahwa museum
sangatlah penting bagi dunia pendidikan, karena dari sana kita dapat mengetahui
sejarah sesuatu, lalu anak semakin tahu arah dari pendidikan yang mereka
jalani, yaitu demi kemajuan di masa mendatang.
Ruangan Umum
Ruangan
ini berisi kursi yang nyaman, yang dijadikan ruangan pertama kali masuk
sekolah, di sini tempat berdiskusi mengenai berbagai masalah yang dihadapi
siswa. Tempat untuk berdebat, perbincangan umum dan sebagainya. Mentor harus
memberitahu seluruh siswa bahwa ruangan ini sangatlah penting untuk
mengembangkan diri mereka.
Lapisan Digital
Di
ruangan ini terdapat gambaran sekolah secara visual, terdapat pula foto-foto
dari peserta didik yang sudah tidak ada.
Permainan Masa Depan
Di
salah satu ruangan sekolah terdapat perangkat permainan yang dapat dimainkan
siswa, bahkan dengan orang tuanya.
Staf Pengajar
Pengajar,
kini disebut “mentor”. Merupakan staf yang harus bekerja dengan baik. Ia
menjadi tutor, fasilitator, ia harus menguasai teknologi, memahami apa yang
dibutuhkan peserta didik, membimbing mereka dengan pendidikan yang baik,
memberikan banyak pengetahuan umum, pendidikan moral, mengarahkan anak agar
memakai teknologi untuk hal yang bermanfaat, dan lain sebagainya.
BAGIAN IX
BUAT MENJADI NYATA
Pendidikan Berjangka Sudah Dikembangkan
Banyak
sekolah sudah
melihat bisnis
pendidikan tidak
hanya sebagai
persiapan untuk
masa depan yang
telah ditetapkan
dan tidak dapat diubah,
tetapi peduli
dengan membangun
kemampuan siswa
mereka untuk mempertanyakan
masa depan mereka
yang ditawarkan,
untuk berpikir sendiri
tentang masa
depan yang
dalam pembangunan
dan ,
dalam beberapa kasus,
untuk bekerja
dengan orang lain
untuk menciptakan
lebih adil dan
lebih adil di
masa depan. Sekolah-sekolah
ini mengeksplorasi
kerjasama baru
dengan komunitas
mereka dan
menunjukkan cara-cara
baru di
mana mereka dapat
bertindak sebagai laboratorium
untuk bereksperimen
dengan perubahan
sosial.
Sembilan kondisi untuk memungkinkan sekolah masa depan pembangunan:
1. Membangun
pengaturan tata kelola dan akuntabilitas baru untuk sekolah
2. Pastikan
bahwa sekolah
memiliki hak untuk
membuat kurikulum
lokal
3. Membangun
alat untuk pemetaan
siswa dan sekolah
yang lebih luas
ekologi pendidikan
4. Hubungkan
kembali pendidikan
dengan perumahan,
ekonomi, transportasi
dan kebijakan
lingkungan
5. Menilai
kompetensi
bukan sertifikasi
6. Memikirkan
kembali kebijakan perlindungan
anak
7. Memikirkan
kembali pendidikan guru dan membangun program keterlibatan publik dengan
pendidikan
8. Membangun
kolaborasi sekolah-universitas
untuk demokratisasi
penelitian
9. Mengembangkan
kode etik untuk penggunaan pendidikan digital dan bio-teknologi
KESIMPULAN
Kita
perlu sekolah
yang sumber
daya untuk memungkinkan
siswa dan
masyarakat untuk
membayangkan,
dan mengambil
langkah-langkah dicapai
sepanjang jalan menuju
pembangunan,
masa depan berkelanjutan
dan adil.
Kita
perlu lembaga
pendidikan, dengan
kata lain, yang
didasarkan bukan
pada modernisasi
ditakdirkan
yang berusaha untuk
'memperlengkapi
kembali' lembaga
yang ada dengan
teknologi baru,
seperti strapping
sayap ke
ulat. Sebaliknya,
kita perlu kembali
ke DNA
inti sekolah,
klaim mereka
untuk bertindak
sebagai sumber daya untuk
membantu siswa,
masyarakat dan
masyarakat untuk
berkembang di
masa depan, dan
bertanya apa
yang benar-benar
berarti hari
ini. Masa
depan tidak
pasti. Perkembangan
sosio-teknis
dari 20 tahun
ke depan tidak
akan berkembang
lancar dan pasti
sepanjang satu
lintasan diprediksi.
Mereka akan
muncul messily
dan merata
dari aspirasi,
perjuangan dan
kompromi antara
aktor-aktor sosial
yang berbeda. Kita
tidak bisa menentukan
masa depan yang akan
terungkap. Kita
bisa, bagaimanapun,
membuat sekolah
yang ruang
publik dan
laboratorium demokrasi
yang dapat memainkan
peran yang kuat dalam
tip keseimbangan
bahwa perubahan
dalam mendukung
masa depan yang
berkelanjutan untuk
semua siswa
kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar