MAKALAH
FILSAFAT ILMU
DISUSUN OLEH:
PARLINA SUSI SISWANTI
(G VI)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim..
Alhamdulillahhirobbil’alamiin. Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah
ini.
Makalah ini penulis
susun setelah mencari data-data yang relevan dari berbagai sumber. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu yaitu Ibunda
Dra. Griet Helena Laihad, M.Pd, selain itu juga untuk menginformasikan wawasan
baru bagi rekan sejawat.
Tiada gading yang tak retak, begitu
pula penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang
penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.
Penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas makalah ini,
semoga menjadi amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Tuhan yang Maha Esa.
Aamiin.
Makalah ini pada dasarnya merupakan
hasil rangkuman dari berbagai sumber yang memadai mengenai Filsafat Ilmu Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ .ii
Daftar Isi....................................................................................................................... .iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah....................................................................................................................................... .1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................
2
1.3 Tujuan
Pembahasan........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Asumsi-Asumsi Filsafat...............................................................
3
2.2 Pengertian
Filsafat Ilmu................................................................................................................................... .5
2.3 Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu
...................................................
6
2.4 Perkembangan Filsafat Ilmu........................................................
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................
9
Daftar Pustaka..................................................................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah
merupakan bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari
dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya
antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan
erat dengan epistemologi dan ontologi.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek
dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan
Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui
atau sebagai pertimbangan Moral. Didalam filsafat ilmu tidak hanya membahas
perihal sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, tetapi juga mempelajari hubungan
filsafat dengan ilmu alam, ilmu sosial dan logika.
Logika adalah Kaidah-kaidah atau aturan-aturan berfikir
baik dan benar, hubungan filsafat dengan logika sendiri adalah mempelajari
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Bedahannya dengan filsafat, Logika
diletakan atau ditemukan oleh Aristoteles yaitu murid dari Socrates peletak
dasar filsafat, Aristoteles adalah murid dari plato, plato sendiri
merupakan murid dari Socrates. Aristoteles meluruskan dan
menyempurnakan sekaligus menggugurkan teori gurunya Plato yaitu
“segala sesutu itu ada, tetapi hanya ada dialam hakikat bukan di alam materi
walaupun ada itu hanyalah bayangan dari alam hakikat” kemudian digugurkan oleh
Aristoteles dengan teori “Segala sesuatu itu ada baik dialam hakikat maupun
dialam materi” oleh karenya lah muncul logika.
Subjek filsafat adalah manusia dan objeknya adalah alam
semesta beserta isinya, berbeda dengan logika, logika memiliki subjek Konsep
dan Proposisi, proposisi adalah pernyataan yang tersusun secara sistematis dan
dinyatakan kebenarannya, Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan
dari peristiwa konkret. Sedangkan Objek logika adalah Definisi dan Argumentasi,
Definisi adalah menjelaskan sesuatu yang belum jelas, Argumentasi adalah alasan
untuk memperkuat dan menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan
masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu
dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi;
cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan
metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
1.2. Perumusan Masalah
Berangkat
dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis
rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apa Asumsi-asumsi dalam
Filsafat?
2. Konsep Filsafat?
3. Apa Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu?
4. Bagaimana Perkembangan Filsafat Ilmu?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
mengetahui Asumsi-asumsi yang diambil oleh filsafat dan sejarah tumbuhnya
filsafat sehingga dapat menngetahui hubungan antara filsafat dengan ilmu
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asumsi- Asumsi
Filsafat
Secara Etimologi Kata falsafah atau filsafat dalam
bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa
Yunani philosophia. Kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari
kata-kata philia yang artinya persahabatan atau cinta dan Sophia
yaitu kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Sedangkan menurut bahasa arab yaitu falsafah yang artinya
hikmah. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa
Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip
dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf"
Makna Filsafat menurut tokoh-tokoh filsuf :
1.
Socrates ( 470-399 SM ) :
Socrates merupakan guru dari Plato (Filsuf paling berpenaruh di dunia),
Socrates pernah mengatakan bahwa filosof sesungguhnya berarti orang yang
mencintai kebijaksanaan. Oleh karena itu, filosof adalah seseorang yang
mengakui bahwa ada banyak hal yang tidak dipahaminya, dan dia merasa terganggu
karenanya. “orang yang paling bijaksana adalah yang mengetahui bahwa dia tidak
tahu.”
3.
Aristoteles (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu
umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh
filsafat dengan ilmu.
4.
Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu
dari semua seni“ (the mother of all the
arts) ia juga mendefinisikan filsafat sebagai art vitae (seni kehidupan).
5.
Johann Gotlich Fickte
(1762-1814 ) : filsafat
sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.
Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran
dari seluruh kenyataan.
6.
Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat
(ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan
dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
7.
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya
tercakup empat persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika
)
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya
Antropologi )
8.
Notonegoro : Filsafat menelaah hal-hal yang
dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah ,
yang disebut hakekat.
9.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang
sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang
kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
10.
Sidi Gazalba : Berfilsafat ialah mencari
kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di
masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
11.
Harold H. Titus (1979 ) :
(1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah
suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi;
(2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan
keseluruhan;
(3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan
tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah
yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli
filsafat.
2.2. Pengertian Filsafat Ilmu
Makna Filsafat Ilmu
menurut para ahli diantaranya adalah :
1.
Robert Ackerman
Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiyah dewasa ini dengan perbandingan terhadap criteria-kriteria
yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
yang pasti bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiyah secara
actual.
2.
Lewis White Beck
Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiyah serta mencoba menemukan pentingnya upaya ilmiyah sebagai
suatu keseluruhan.
3.
A Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafat yang melakukan telaahan
sistematis mengenai ilmu khususnya terkait dengan metode konsep dan
prangapan-prangapan serta letaknya adalah kerangka umum cabang pengetahuan
intelektual
4.
Micheal V berry
Tela’ahan tentang logika interen dari teori-teori
ilmiyah dan hubungan antara percobaan dan teori yakni tentang metode ilmiah.
5.
May Brodbeek
Analisis yang netral secara etis filsafati, pelukisan
dan penjelasan mengenai landasan ilmu.
2.3. Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu
Ilmu berusaha
menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu
pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini,
ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional
untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Hasbullah
Bakry berpendapat bahwa Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya
setelah mencapai pengetahuan itu.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari
dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya
antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan
erat dengan epistemologi dan ontologi.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan
masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu
dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi;
cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan
metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam memahami pengetahuan Filsafat, filsafat memiliki 4
Ciri pengetahuan
1.
Konsepsional, artinya filsafat
selalu diformulasikan untuk mewujudkan suatu konsep atau teori.
2.
Koheren (konsisten), artinya
kajian filsafat selalu dilakukan secara sistematis dan konsisten terhadap
landasan berfikir yang menjadi acuan.
3.
Rasional, artinya selalu
menggunakan acuan rasio sehingga pemikiran yang dibangun menunjukan seluruh bagian
yang saling terkait secara logis, sehingga konsepsi yang dihasilkan merupakan
kesimpulan dari pernyataan yang mendahului.
4.
Komprehensif, artinya
menggunakan sudut pandang menyeluruh dan bersifat general (umum/universal)
sehingga mengkait pada banyak aspek.
Tidah hanya ciri Pengetahuan saja yang dibutuhkan dalam
filsafat tetapi filsafat juga memiliki karakteristik berfikir filsafat,
1.
Menyeluruh, artinya kajian
filsafat selalu merupakan pengetahuan yang komprehensip jeneral dan tidak rinci
dengan karakteristik ini menjadikan pengetahuan filsafat cenderung bersifat
implikatif.
2.
Mendasar, artinya kajian
filsafat selalu diarahkan mengkaji objek sedalam-dalamnya dengan maksud untuk
menentukan esensi atau hakikat dari objek yang dikaji.
3.
Spekulatif, artinya terbuka
peluang menggunakan pendekatan spekulatif ketika masalah yang dihadapi
mengatasi atau melampaui hal-hal yang faktual dan empiris.
Menurut kajian yang pernah dilakukan dan dipelajari,
maka Filsafat merupakan jenis pengetahuan jenis pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan kajian yang
sedalam-dalamnya untuk menemukan esensi (hakikat) dari obyek yang dikaji.
Yang dimaksud dengan esensi atau hakikat adalah sesuatu
yang dapat menjadikan subtansi atau hal tersebut menjadi ada dan apabila hal
yang menjadi esensi itu dihilangkan, maka subtansi itu menjadi tidak ada.
Yang dimaksud dengan substansi adalah sesuatu yang tidah
membutuhkan sandaran, berbeda dengan Fenomena yaitu sesuatu yang membutuhkan
sandaran dan Subtansi adalah sandaran fenomena oleh karena itu substansi dan
fenomena tidak dapat dipisahkan karena substansi dan fenomena adalah kausalitas
kesamaan yaitu suatu akibat yang melahirkan suatu sebab secara bersamaan.
2.4. Perkembangan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu, mulai berkembang awal abad 20, bacaan
menampilkan metode induktif sejak abad 19, sehingga ia merupakan peletak dasar
filsafat ilmu dalam pendekatan induktifnya. Semua ada kekhawatiran ilmuwan dan
filsuf karena perkembangan iptek lepas dari asumsi dasar antologis,
epistemologis dan aksiologis sehingga cenderung jalan sendiri sendiri-sendiri.
Terkait hal itu maka kehadiran filsafat ilmu merupakan upaya meletakan kembali
peran dan fungsi iptek sesuai tujuan semula, menaruh perhatian khusus untuk
kebahagiaan umat manusia.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek
dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan
Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui
atau sebagai pertimbangan Moral.
Perkembangan lanjutnya semakin kompleks, struktur ilmu
berubah seiring perkembangan masyarakat, dan perkembangan keilmuan difahami
sebagai kerangka paradigma keilmuan.
1.
Agama itu sifatnya mengikat.
Ilmu itu diciptakan untuk kemaslahatan atau menolong manusia bukan
menghancurkan atau menyengsarakan peradaban manusia.
2.
Asumsi-asumsi dasar keilmuan
3.
Hakikat penalaran
Penalaran (akal) merupakan proses berfikir yang menghasilkan
pengetahuan melalui penarikan kesimpulan. Agar pengetahuan yang dihasilkan mempunyai
dasar kebenaran, maka proses itu harus dilakukan dengan cara tertentu.
Penarikan kesimpulan cara inilah yang disebut sebagai logika, yang kemudian
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu logika Induktif dan logika deduktif.
a.
Logika Induktif terkait
penarikan kesimpulan dari kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Sedangkan
b.
Logika deduktif adalah
penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum terhadap kasus yang bersifat
individual.
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
Filsafat
Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat dibutuhkan
dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan Subtansi karena dengan
filsafat lah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal
lah bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari
filsafat.
Logika dan filsafat adalah suatu kajian yang sama-sama
mengkaji sesuatu, dengan logika kita tidah mudah menilai orang lain dan tidak
mudah terkontaminasi serta terpengaruh oleh teoti-teori yang tidak rasional,
karena logika dan filsafat membuktikan objeknya dengan rasional.
Ilmu berusaha
menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu
pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini,
ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional
untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu, Dan untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Gaarder, Jostein. 2010. Dunia Sophie. Bandung: Mizan.
Suriasumantri,
Jujun S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar