Kamis, 20 Februari 2014

Makalah Kecerdasan Spiritual



KECERDASAN SPIRITUAL

MAKALAH
https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/t1/954689_583143525054391_84687035_n.png
DISUSUN OLEH:
ADI HARJA
ENDANG
IRWAN KURNIAWAN
IYAM
PARLINA SUSI SISWANTI
WIWI HILWIYAH



PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
 
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
            Makalah ini penulis susun setelah mencari data-data yang relevan dari berbagai sumber. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yaitu DR. Hj. RITA RETNOWATI, M.S., selain itu juga untuk menginformasikan wawasan baru bagi rekan sejawat.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.
Penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas makalah ini, semoga menjadi amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Tuhan yang Maha Esa. Aamiin.
Makalah ini pada dasarnya merupakan hasil rangkuman dari berbagai sumber yang memadai mengenai Kecerdasan Spiritual Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
           
Bogor,      Januari  2014


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................       ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................       iii

BAB I    PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ...............................................................................                                                                                                         1
B.  Identifikasi Masalah .......................................................................                                                                                                         3
C.  Tujuan Penulisan ............................................................................                                                                                                         3
D.  Manfaat Penulisan ..........................................................................                                                                                                         3
BAB II   KAJIAN TEORI
A.  Kecerdasan .....................................................................................                                                                                                         4
1.   Pengertian Kecerdasan............................................................... .................................................................................................. 4
2.   Jenis-Jenis Kecerdasan.............................................................. ................................................................................................. 5
3.   Kecerdasan Spiritual.................................................................. .................................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN
A.  Kecerdasan Spiritual ......................................................................      8
B.  Karakteristik Orang yang Cerdas Spiritual ....................................      11
C.  Meningkatkan Kecerdasan Spiritual...............................................      13
D.  Mengukur Kecerdasan Spiritual.....................................................      14
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A.  Simpulan ........................................................................................                                                                                                       16
B.  Saran ...............................................................................................                                                                                                       16
Daftar Pustaka .................................................................................................       17



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Ketika seseorang dengan kemampuan EQ (Emotional Quetient) dan IQ (intelegence Quetient) nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia disergap oleh perasaan ’kosong’, dan hampa dalam celah bathinnya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan telah diraih, setelah uang hasil jerih usaha berada dalam genggaman, ia tak lagi tahu  kemana harus melangkah: untuk tujuan apa semua prestasi itu diraihnya; hingga tidak tahu dan mengerti untuk apa ia hidup dan dimana ia berpijak.
Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul.Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi parasimpatis. Jika seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur, maka seseorang akan dapat berfikir secara optimal (IQ] sehingga lebih tepat mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa, berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur, dan tanpa pamrih.
Kecerdasan spiritual membantu seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Inilah kenapa kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dalam kehidupan seseorang. Karena, menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan dari setiap orang dalam hidupnya. Untuk apa mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi bila hidupnya tidak berbahagia? Untuk apa dapat meraih kesuksesan, baik itu dalam karier, kekayaan, maupun dalam kehidupan sosial, bila tidak bisa merasakan sebuah kebahagiaan? Itulah kenapa kecerdasan spiritual dikatakan sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi.
Jika memang kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi karena terkait dengan kemampuan seseorang dalam meraih kebahagiaan, pertanyaan yang segera muncul adalah apakah kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional menjadi tidak penting lagi dalam kehidupan manusia?
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat penting untuk dikembangkan dalam diri manusia. Ketiganya merupakan karunia Tuhan yang tidak boleh diabaikan agar manusia dapat menjalani dan menikmati kehidupannya dengan baik.
Akan tetapi, hal yang tidak diinginkan adalah mengembangkan kecerdasan yang satu, namun mengabaikan kecerdasan yang lainnya.



B.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.     Apa itu kecerdasan
2.     Apa saja jenis-jenis kecerdasan
3.     Bagaimana kecerdasan spiritual
4.     Apa ciri-ciri orang yang cerdas spiritualnya
5.     Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan spiritual
6.     Bagaimana pengukuran kecerdasan spiritual seseorang

C.     Tujuan PenULISan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris tentang:
1.     Karakteristik kecerdasan
2.     Identifikasi berbagai kecerdasan
3.     Kajian teoritis kecerdasan spiritual

D.     Manfaat PenULISAN
Dari paparan tujuan penelitian di atas,  dapat diuraikan manfaatnya sebagai berikut:
1.     Bagi Penulis
Mendapat wawasan dan mendapatkan pengalaman baru, serta menumbuhkembangkan kepekaan terhadap harapan dan kebutuhan pendidikan.

2.     Bagi Universitas Pakuan
Menambah wawasan dan tambahan referensi baru yang mungkin dapat bermanfaat bagi warga Universitas Pakuan di kemudian hari.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.         KECERDASAN
1.       Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. [1]
Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.[2]
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :
1.       Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
2.       Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan
3.       Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.[3]

  • Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
  • C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.
  • Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

2.       Jenis-Jenis Kecerdasan
Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:
·     Pemahaman dan kemampuan verbal
·     Angka dan hitungan
·     Kemampuan visual
·     Daya ingat
·     Penalaran
·     Kecepatan perseptual
Sedangkan menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard, menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah:
·         Kecerdasan linguistik
Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
·         Kecerdasan matematik atau logika
Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan, atau progammer.
·         Kecerdasan spasial
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.
·         Kecerdasan kinetik dan jasmani
Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
·         Kecerdasan musikal
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah penyanyi atau pencipta lagu.
·         Kecerdasan interpersonal
Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.
·         Kecerdasan intrapersonal
Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
·         Kecerdasan naturalis
Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.[4]

3.       Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.[5]
Spiritual Intelligence adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kerohanian yang berkorelasi dengan IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seperti EQ, Spiritual Intelligence menjadi lebih utama dalam penyelidikan ilmiah dan diskusi filosofis / psikologis. Ini merujuk kepada sekelompok atau serangkaian kecenderungan yang terdiri dari persepsi, intuisi, kognisi, yang berkaitan dengan spiritualitas dan/atau religiusitas, khususnya modal spiritual.[6]
Seseorang dinilai mempunyai kecerdasan spiritual apabila ia mampu memberikan makna dalam kehidupan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa spiritual berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani atau batin). Jadi, siapa pun dia, pemeluk agama yang taat atau bahkan seorang ateis, kalau mampu memberikan makna dalam kehidupannya, sehingga jiwanya mengalami kebahagiaan, berarti telah mempunyai kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual tidak berhubungan dengan agama, melainkan berhubungan erat dengan kejiwaan seseorang, demikian disimpulkan oleh banyak ahli psikologi dalam bidang ini. Jadi, tidak benar jika kecerdasan spiritual diartikan sebagai orang yang rajin melakukan ibadah, aktif datang ke sebuah pengajian, atau segala hal yang menyangkut agama.[7]


BAB III
PEMBAHASAN

A.         kecerdasan Spiritual
Spiritual Intelligence adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan persoalan. Utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial, yaitu saat seseorang secara pribadi terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan. Dengan dimilikinya Spiritual Intelligence, seseorang mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan masalah tersebut. Spiritual Intelligence memberi sesuatu rasa yang “dalam” pada diri seseorang menyangkut perjuangan hidup.
Spiritual Intelligence (SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam hubungan interpersonal kita.
Keterampilan dasar dan kemampuan Spiritual Intelligence berasal dari :
«  kebijaksanaan intuitif
«  pemahaman rasional, motivasi
«  pengetahuan, keinginan dan niat
«  kasih sayang dan cinta
«  fokus kekuatan dan keadilan
«  penyembuhan dan pengampunan
«  hidup dengan semangat
«  hidup dengan martabat, empati dan komitmen
«  pelayanan dan  koneksi kreatif
«  hidup dengan Spiritual Intelligence yang optimal
   Spiritual Intelligence meliputi:
  • Kesadaran pandangan dunia mereka sendiri
  • Kesadaran tujuan hidup (misi)
  • Kesadaran dari hirarki nilai
  • Kompleksitas dalam berpikir
  • Kesadaran akan ego diri
  • Kesadaran akan hubungan sepanjang hidup
  • Kesadaran akan pandangan dunia orang lain
  • Persepsi terhadap waktu
  • Kesadaran akan keterbatasan / kekuatan dari persepsi manusia
  • Spiritual kesadaran hukum
  • Pengalaman kesatuan transenden
  • Komitmen untuk pertumbuhan rohani
  • Menjaga Higher Self yang bertanggung jawab
  • Mempwrtahankan tujuan hidup dan nilai-nilai
  • Mempertahankan iman Anda
  • Mencari bimbingan dari Spiritual
  • Seorang guru spiritual yang bijaksana dan efektif
  • Seorang agen perubahan yang bijak dan efektif
  • Membuat keputusan yang welas asih dan bijaksana
  • Ketenangan, menghadirkan penyembuhan
  • Berada selaras dengan pasang-surut aliran kehidupan [8]
B.         karakteristik orang yang cerdas spiritual
Ciri orang yang cerdas spiritual itu di antaranya adalah senang berbuat baik, senang menolong orang lain, merasa memikul sebuah misi yang mulia, merasa terhubung dengan sumber kekuatan di alam semesta, dan mempunyai sense of humor yang baik.
Danah Zohar mengatakan bahwa seorang atheis bahkan bisa memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Dia tidak mempersoalkan ada tidaknya Tuhan, yang penting bisa berbuat baik kepada orang banyak. Ini ciri orang yang cerdas spiritual juga. Sekarang baru terbukti secara psikologis bahwa banyak menolong orang itu membuat bahagia. Mengapa? Karena dengan begitu kita jadi menemukan misi hidup.
Ciri-ciri dari kecerdasan spiritual yang telah berkembang dalam diri seseorang adalah sebagai berikut :
  1. Kemampuan bersifat fleksibel
  2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi
  3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
  4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
  5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
  6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
  7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal
  8. Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana” jika untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
  9. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
Menurut Abdul Wahid, dalam Muhidin, 2011, beberapa ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah :
1.      Memiliki prinsip dan pegangan hidup yang jelas dan kuat yang berpijak pada kebenaran universal, baik berupa kasih sayang, keadilan, kejujuran, toleransi, integritas dan lain-lain. Dengan prinsip hidup yang kuat, seseorang menjadi betul-betul merdeka dan tidak diperbudak oleh siapapun.
2.      Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. Semua itu dihadapi dengan senyuman dan keteguhan hati, karena itu semua adalah bagian dari proses menuju kematangan kepribadian secara umum, baik moral dan spiritual.
3.      Mampu memaknai pekerjaan dan aktivitasnya dalam kerangka dan bingkai yang lebih luas dan bermakna. Apapun profesinya, apakah presiden, menteri, dokter, dosen, bahkan nelayan, petani, buruh, atau tukang reparasi mobil, sepeda motor hingga tukang tambal ban, tukang sapu dan lain-lain, ia akan memaknai semua aktifitas yang dijalani dengan makna yang luas dan dalam. Dengan motivasi yang luhur dan suci.
4.      Memiliki kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi. Apapun yang dilakukan, dilakukan dengan penuh kesadaran.
Pakar lainnya mengungkapkan bahwa sekurangnya terdapat delapan Tanda Kecerdasan Spiritual, yaitu : fleksibel, memiliki kemampuan refleksi yang tinggi, memiliki kesadaran diri & lingkungan yang tinggi, memiliki kemampuan kontemplasi (perenungan) yang tinggi, memiliki kemampuan berpikir holistik, berani menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, berani melawan arus dan tradisi, mempunyai prinsip sesedikit mungkin menimbulkan kerusakan.[9]

C.         meningkatkan kecerdasan spiritual
Menurut sukidi dalam Muhidi, ada empat langkah untuk mengasah kecerdasan spiritual, yaitu:
  1. Kenalilah Diri Anda. Orang yang sudah tidak bisa mengenal dirinya sendiri akan mengalami krisis makna hidup maupun krisis spiritual. Karenanya, tahu siapa diri sendiri adalah mutlak dibutuhkan untuk bisa meningkatkan kecerdasan spiritual
  2. Lakukan Intropeksi Diri. Dalam istilah keagamaan dikenal dengan istilah tadabbur atau muhasabah, ajukan pertanyaan pada diri sendiri, sudahkah saya berjalan dengan benar, sudah karier saya itu lurus dijalan yang di ridhai Allah?. Barangkali saat kita melakukan introspeksi, kita menumakan bahwa selama ini kita telah melenceng jauh dari rel kebenaran, masuk dalam kecurangan, atau kemunafikan terhadap orang lain.
  3. Aktifkan Hati Secara Rutin. Dalam konteks beragama adalah mengingat Tuhan (zikir kepada Allah). Karena, Dia adalah sumber kebenaran tertinggi dan kepada Dia-lah kita kembali. Dengan mengingat Tuhan, maka kita menjadi damai. Hal ini membuktikan kenapa banyak orang yang mencoba mengingat Tuhan melalui cara berzikir, tafakur, shalat tahajud, kontemplasi di tempat sunyi, bermeditasi, dan lain sebagainya.
  4. Menemukan Keharmonisan dan Ketenangan Hidup. Kita tidak akan jadi manusia yang rakus secara materi, tapi dapat merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian dalam hati dan jiwa, sehingga kita merasa ada kestabilan dalam hidup dan keseimbangan dan merasakan kebahagiaan spiritual.
Menurut Abdul Wahid Hasan langkah-langkah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut:
1.       Merenungkan secara mendalam persoalan-persoalan hidup yang terjadi, baik di dalam diri sendiri, termasuk di luar diri sendiri.
2.       Melihat kenyataan-kenyataan hidup secara utuh dan menyeluruh, tidak terpisah.
3.       Mengenali motif diri. Motif atau tujuan (niat) yang kuat akan memiliki implikasi yang kuat pula bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan.
4.       Merefleksikan dan mengaktualisasikan spiritualitas dalam penghayatan hidup yang konkrit dan nyata.
5.       Merasakan kehadiran yang begitu dekat, saat berzikir, berdoa dan dalam aktivitas yang lain.
Demikianlah beberapa Cara meningkatkan Kecerdasan Spiritual, Orang yang kuat spiritualnya akan bahagia dalam hidupnya, dan akan selalu merasakan damai karena mereka yakin bahwa hanya Tuhan saja yang memiliki kekuatan mutlak semntara yang lain selalu dan wajib bergantung padanya.[10]

D.      Mengukur kecerdasan spiritual
Individu yang cerdas secara spiritual melihat kehidupan ini lebih agung dan sakral, menjalaninya sebagai sebuah panggilan untuk melakukan sesuatu yang unik, menemukan ekstase-ekstase kehidupannya dari pelayanan kepada gagasan-gagasan yang bukan pemuasan diri sendiri, melainkan kepada tujuan luhur dan agung, yang bahkan sering keluar dari dunia ini, bersifat abadi dan eksatologis. Kehidupan menjadi lebih sebagai instrument ketimbang tujuan akhir.
Secara lebih khusus, Zohar mengidentifikasikan sepuluh kriteria mengukur kecerdasan Spiritual seseorang, yaitu:
  1. Kesadaran Diri
  2. Spontanitas, termotivasi secara internal
  3. Melihat kehidupan dari visi dan berdasrkan nilai-nilai fundamental
  4. Holistik, melihat sistem dan universalitas
  5. Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa mengikuti aliran kehidupan)
  6. Menghargai keragaman
  7. Mandiri, teguh melawan mayoritas
  8. Mempertanyakan secara mendasar
  9. Menata kembali dalam gambaran besar
  10. Teguh dalam kesulitan




BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.         simpulan
Kecerdasan  spiritual  mendasari hubungan manusia dan Tuhan serta hubungan manusia dengan sesamanya yang diwujudkan dalam kompetensi spiritual. Kompetensi spiritual adalah kompetensi dalam membaca dan  melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi spiritual merupakan dua sisi mata uang yang tidak  bisa dipisahkan dengan kompetensi sosial yaitu  kompetensi dalam memberikan kenyamanan kepada orang lain.
Elemen kompetensi spiritual antara lain  disiplin, dedikasi, integritas & loyalitas, ethos kerja dan  motivasi kerja. Elemen kompetensi sosial antara lain mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengapresiasi pendapat orang lain, mampu bekerja dengan baik dalam tim, mampu melakukan koordinasi internal-eksternal dan mampu melakukan kerjasama vertikal – horizontal.
Langkah-langkah penerapan kecerdasan spiritual dimulai dari penyadaran diri, pengenalan konsep nilai,  pemantapan diri dan pengelolaan diri.

B.         saran
Untuk penerapan kompetensi spiritual diperlukan komitmen dan konsistensi untuk melakukan perbaikan diri terus menerus. Untuk itu membuat agenda dan evaluasi diri dilakukan setiap hari. Hati harus senantiasa dibersihkan dari berbagai kotoran penyakit hati setiap saat dengan bertobat dan melakukan perbaikan.



DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Struktur_kecerdasan
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-jenis-jenis-kecerdasan.html
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Menurut_Howard_Gardner




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Struktur_kecerdasan
[2] http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-jenis-jenis-kecerdasan.html
[3] http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan#Menurut_Howard_Gardner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar