tugas bimbingan di SD
PERKEMBANGAN
oleh : Parlina Susi Siswanti
Apa itu Perkembangan?
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi secara
konstan dan bersifat permanen, tidak dapat diulang dan terjadi dalam sekuensi
waktu tertentu. Perkembangan juga tidak memiliki batas (kualitatif), karena
perkembangan merupakan integrasi dari banyak struktur yang kompleks.
Perkembangan meliputi beberapa aspek, diantaranya
aspek fisik dan motorik, energi, moral atau sikap, kognitif, kepribadian dan
sosial.
Apa tugas perkembangan pada anak usia sekolah dasar?
Tugas perkembangan pada anak usia sekolah dasar diantaranya
:
1. Mempelajari keterampilan fisik
Anak usia
sekolah dasar masih berada di masa bermain, mereka membutuhkan waktu untuk
melakukan kegiatan yang menyenangkan selain harus berkutat dengan pelajaran di
sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjukkan bahwa mereka berkembang, dapat
dilihat dari fisik mereka, apakah menjalani kegiatan dengan semangat atau
tidak, guru harus ikut membantu proses perkembangan itu, bisa dengan cara
mengajarkan olah raga, melakukan kegiatan belajar yang menuntut siswa untuk aktif
bergerak agar fisik anak terlatih dan terbiasa, sehingga membuatnya terampil
dan lincah.
2. Membentuk sikap tertentu terhadap diri
sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
Selain
bermain dan melakukan aktifitas fisik, perilaku anakpun harus dibentuk sehingga memiliki karakter tertentu dan anak menyadari
bahwa dirinya sedang dalam masa pertumbuhan. Setelah anak menyadari, maka
sedikit demi sedikit anak akan menjalani hari-hari dengan lebih sadar dan mulai
mencari jati diri dan berpikir ”akan ke mana saya nanti?”
3. Belajar bergaul secara rukun dengan teman
sebaya
Sekolah
merupakan satuan yang majemuk. Anak yang bersekolah di sekolah tertentu, belum
tentu merupakan warga sekitar sekolah tersebut, bisa saja merupakan pendatang yang
kemudian tinggal di sana. Di tengah kemajemukan itu, anak akan belajar cara
bergaul dengan teman sebaya (yang satu kelas dengannya) tanpa membedakan ras,
agama, suku dan adat. Setiap hari anak akan bertemu dengan teman sekelasnya,
hal ini akan membuat anak terbiasa dan meningkatkan toleransi dengan teman
serta membuat mereka sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan.
4. Mempelajari peranan yang sesuai dengan
jenis kelamin
Di dalam
kelas, pasti terdiri dari anak perempuan dan laki-laki. Posisi anak laki-laki
maupun perempuan memang sama, tidak ada yang lebih diistimewakan, semua
memiliki hak dan kewajiban yang sama. Namun, kita semua harus menyadari bahwa
bagaimanapun juga laki-laki dan perempuan itu berbeda. Contohnya saja, tidak
mungkin kita menyuruh anak perempuan untuk memindahkan lemari apabila di dalam
kelas ada anak laki-laki, bukan?
5. Membina keterampilan dasar dalam membaca,
menulis dan berhitung
Sekolah
merupakan sarana untuk belajar. Tidak hanya yang berkaitan dengan pengetahuan
(kognitif) tetapi juga sikap (afektif) dan psikomotor. Meskipun demikian pada
kenyataannya nilai kognitiflah yang harus ditingkatkan, karena itu anak harus
terus melatih diri dalam meningkatkan kemampuannya. Tentu saja hal ini tidak
lepas dari peranan orang tua dan guru.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Sekolah bisa
dikatakan sebagai tempat penetasan telur, bagaimana anak ke depan ditentukan
oleh dirinya dan pendidikan. Oleh karena itu, anak harus diajak untuk memahami
hakekat kehidupan dan bagaimana kehidupan yang akan mereka capai nantinya.
7. Membentuk kata hati, moralitas dan
nilai-nilai
Anak harus
diajarkan untuk berempati, bersimpati pada sesama, dan mengacuhkan orang-orang
yang sedang mengalami kesulitan, serta sopan santun dalam berkata dan berbuat,
agar karakter mereka terbentuk dengan baik.
8. Memperoleh kebebasan hati
Anak harus
menyadari bahwa dalam kehidupan ada banyak pilihan yang dapat mereka ambil.
Segala keputusan yang berkaitan dengan masa depan ada di tangan mereka, karena
itu peranan orang tua dan guru sangat diperlukan agar anak menjalani kehidupan
dengan baik dan tidak salah langkah.
9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap
kelompok-kelompok dan lembaga sosial
Perkembangan tidak meliputi
fisik dan kognitif saja tetapi juga aspek sosial. Seorang anak yang memiliki
jiwa sosial yang tinggi akan memiliki perhatian lebih terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga sosial. Untuk itu, perlu adanya pengembangan jiwa sosial anak,
bisa dengan cara pembiasaan untuk berbagi dan berkunjung ke tempat-tempat yang
dapat membangkitkan simpati dan empati anak.
Adakah faktor penghambat dalam pencapaian perkembangan?
Ya, diantaranya :
1. Faktor Internal
Faktor internal berarti faktor yang
berasal dari diri sendiri. Contohnya :
-
anak
tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
-
memiliki
keterbatasan fisik,
-
terlalu
banyak tekanan sehingga sulit mengembangkan diri,
-
tidak
adanya dukungan dari orang terdekat (Keluarga atau guru),
-
tidak
ada keinginan untuk berkembang, dan
-
sudah
merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar, contohnya:
-
anak
berada di lingkungan yang tidak baik,
-
keluarga
tidak mampu membimbing anak tersebut,
-
gurunya
tidak mampu mengembangkan karakter anak,
-
dan
lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar