Kamis, 03 April 2014

MAKALAH FILSAFAT ILMU



MAKALAH
FILSAFAT ILMU



https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/t1/954689_583143525054391_84687035_n.png



DISUSUN OLEH:
PARLINA SUSI SISWANTI
(G VI)





PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR

            Bismillahirrohmanirrohiim..
Alhamdulillahhirobbil’alamiin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

            Makalah ini penulis susun setelah mencari data-data yang relevan dari berbagai sumber. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu yaitu Ibunda Dra. Griet Helena Laihad, M.Pd, selain itu juga untuk menginformasikan wawasan baru bagi rekan sejawat.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula penulis yang hanya manusia biasa yang berusaha memberikan hal terbaik yang penulis bisa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.

Penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya tugas makalah ini, semoga menjadi amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Tuhan yang Maha Esa. Aamiin.

Makalah ini pada dasarnya merupakan hasil rangkuman dari berbagai sumber yang memadai mengenai Filsafat Ilmu Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
           
Bogor,      Januari  2014


Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ .ii
Daftar Isi....................................................................................................................... .iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................................................... .1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asumsi-Asumsi Filsafat............................................................... 3
2.2 Pengertian Filsafat Ilmu................................................................................................................................... .5
2.3 Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu ................................................... 6
2.4 Perkembangan Filsafat Ilmu........................................................ 8

BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 9

Daftar Pustaka..................................................................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui atau sebagai pertimbangan Moral. Didalam filsafat ilmu tidak hanya membahas perihal sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, tetapi juga mempelajari hubungan filsafat dengan ilmu alam, ilmu sosial dan logika.
Logika adalah Kaidah-kaidah atau aturan-aturan berfikir baik dan benar, hubungan filsafat dengan logika sendiri adalah mempelajari sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Bedahannya dengan filsafat, Logika diletakan atau ditemukan oleh Aristoteles yaitu murid dari Socrates peletak dasar filsafat, Aristoteles adalah murid dari plato, plato sendiri merupakan murid dari Socrates. Aristoteles meluruskan dan menyempurnakan sekaligus menggugurkan teori gurunya Plato  yaitu “segala sesutu itu ada, tetapi hanya ada dialam hakikat bukan di alam materi walaupun ada itu hanyalah bayangan dari alam hakikat” kemudian digugurkan oleh Aristoteles dengan teori “Segala sesuatu itu ada baik dialam hakikat maupun dialam materi” oleh karenya lah muncul logika.
Subjek filsafat adalah manusia dan objeknya adalah alam semesta beserta isinya, berbeda dengan logika, logika memiliki subjek Konsep dan Proposisi, proposisi adalah pernyataan yang tersusun secara sistematis dan dinyatakan kebenarannya, Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Sedangkan Objek logika adalah Definisi dan Argumentasi, Definisi adalah menjelaskan sesuatu yang belum jelas, Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat dan menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apa Asumsi-asumsi dalam Filsafat?                                                               
2. Konsep Filsafat?
3. Apa Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu?
4. Bagaimana Perkembangan Filsafat Ilmu?

1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Asumsi-asumsi yang diambil oleh filsafat dan sejarah tumbuhnya filsafat sehingga dapat menngetahui hubungan antara filsafat dengan ilmu lainnya.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Asumsi- Asumsi Filsafat
Secara Etimologi Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia yang artinya persahabatan atau cinta dan Sophia yaitu kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Sedangkan menurut bahasa arab yaitu falsafah yang artinya hikmah. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf"
Makna Filsafat menurut tokoh-tokoh filsuf :
1.     Socrates ( 470-399 SM ) : Socrates merupakan guru dari Plato (Filsuf paling berpenaruh di dunia), Socrates pernah mengatakan bahwa filosof sesungguhnya berarti orang yang mencintai kebijaksanaan. Oleh karena itu, filosof adalah seseorang yang mengakui bahwa ada banyak hal yang tidak dipahaminya, dan dia merasa terganggu karenanya. “orang yang paling bijaksana adalah yang mengetahui bahwa dia tidak tahu.”
2.     Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
3.     Aristoteles (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
4.     Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni“ (the mother of all the arts) ia juga mendefinisikan filsafat sebagai art vitae (seni kehidupan).

5.     Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
6.     Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
7.     Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
 Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
8.     Notonegoro : Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
9.     Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
10.  Sidi Gazalba : Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
11.  Harold H. Titus (1979 ) :
(1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
(2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan;
(3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

2.2. Pengertian Filsafat Ilmu
       Makna Filsafat Ilmu menurut para ahli diantaranya adalah :
1.     Robert Ackerman
Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiyah dewasa ini dengan perbandingan terhadap criteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu yang pasti bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiyah secara actual.
2.     Lewis White Beck
Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiyah serta mencoba menemukan pentingnya upaya ilmiyah sebagai suatu keseluruhan.
3.     A Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafat yang melakukan telaahan sistematis mengenai ilmu khususnya terkait dengan metode konsep dan prangapan-prangapan serta letaknya adalah kerangka umum cabang pengetahuan intelektual
4.     Micheal V berry
Tela’ahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiyah dan hubungan antara percobaan dan teori yakni tentang metode ilmiah.
5.     May Brodbeek
Analisis yang netral secara etis filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan ilmu.



2.3. Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Hasbullah Bakry berpendapat bahwa Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam memahami pengetahuan Filsafat, filsafat memiliki 4 Ciri pengetahuan
1.     Konsepsional, artinya filsafat selalu diformulasikan untuk mewujudkan suatu konsep atau teori.
2.     Koheren (konsisten), artinya kajian filsafat selalu dilakukan secara sistematis dan konsisten terhadap landasan berfikir yang menjadi acuan.
3.     Rasional, artinya selalu menggunakan acuan rasio sehingga pemikiran yang dibangun menunjukan seluruh bagian yang saling terkait secara logis, sehingga konsepsi yang dihasilkan merupakan kesimpulan dari pernyataan yang mendahului.
4.     Komprehensif, artinya menggunakan sudut pandang menyeluruh dan bersifat general (umum/universal) sehingga mengkait pada banyak aspek.

Tidah hanya ciri Pengetahuan saja yang dibutuhkan dalam filsafat tetapi filsafat juga memiliki karakteristik berfikir filsafat,
1.     Menyeluruh, artinya kajian filsafat selalu merupakan pengetahuan yang komprehensip jeneral dan tidak rinci dengan karakteristik ini menjadikan pengetahuan filsafat cenderung bersifat implikatif.
2.     Mendasar, artinya kajian filsafat selalu diarahkan mengkaji objek sedalam-dalamnya dengan maksud untuk menentukan esensi atau hakikat dari objek yang dikaji.
3.     Spekulatif, artinya terbuka peluang menggunakan pendekatan spekulatif ketika masalah yang dihadapi mengatasi atau melampaui hal-hal yang faktual dan empiris.
      
Menurut kajian yang pernah dilakukan dan dipelajari, maka Filsafat merupakan jenis pengetahuan jenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan kajian yang sedalam-dalamnya untuk menemukan esensi (hakikat) dari obyek yang dikaji.
Yang dimaksud dengan esensi atau hakikat adalah sesuatu yang dapat menjadikan subtansi atau hal tersebut menjadi ada dan apabila hal yang menjadi esensi itu dihilangkan, maka subtansi itu menjadi tidak ada.
Yang dimaksud dengan substansi adalah sesuatu yang tidah membutuhkan sandaran, berbeda dengan Fenomena yaitu sesuatu yang membutuhkan sandaran dan Subtansi adalah sandaran fenomena oleh karena itu substansi dan fenomena tidak dapat dipisahkan karena substansi dan fenomena adalah kausalitas kesamaan yaitu suatu akibat yang melahirkan suatu sebab secara bersamaan.


2.4. Perkembangan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu, mulai berkembang awal abad 20, bacaan menampilkan metode induktif sejak abad 19, sehingga ia merupakan peletak dasar filsafat ilmu dalam pendekatan induktifnya. Semua ada kekhawatiran ilmuwan dan filsuf karena perkembangan iptek lepas dari asumsi dasar antologis, epistemologis dan aksiologis sehingga cenderung jalan sendiri sendiri-sendiri. Terkait hal itu maka kehadiran filsafat ilmu merupakan upaya meletakan kembali peran dan fungsi iptek sesuai tujuan semula, menaruh perhatian khusus untuk kebahagiaan umat manusia.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui atau sebagai pertimbangan Moral.
Perkembangan lanjutnya semakin kompleks, struktur ilmu berubah seiring perkembangan masyarakat, dan perkembangan keilmuan difahami sebagai kerangka paradigma keilmuan.
1.     Agama itu sifatnya mengikat.
Ilmu itu diciptakan untuk kemaslahatan atau menolong manusia bukan menghancurkan atau menyengsarakan peradaban manusia.
2.     Asumsi-asumsi dasar keilmuan
3.     Hakikat penalaran
Penalaran (akal) merupakan proses berfikir yang menghasilkan pengetahuan melalui penarikan kesimpulan. Agar pengetahuan yang dihasilkan mempunyai dasar kebenaran, maka proses itu harus dilakukan dengan cara tertentu. Penarikan kesimpulan cara inilah yang disebut sebagai logika, yang kemudian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu logika Induktif dan logika deduktif.
a.   Logika Induktif terkait penarikan kesimpulan dari kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan
b.   Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum terhadap kasus yang bersifat individual.
BAB III
KESIMPULAN

3.1.  Kesimpulan
Filsafat Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat dibutuhkan dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan Subtansi karena dengan filsafat lah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal lah bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari filsafat.
Logika dan filsafat adalah suatu kajian yang sama-sama mengkaji sesuatu, dengan logika kita tidah mudah menilai orang lain dan tidak mudah terkontaminasi serta terpengaruh oleh teoti-teori yang tidak rasional, karena logika dan filsafat membuktikan objeknya dengan rasional.
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, Dan untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.








DAFTAR PUSTAKA


Gaarder,  Jostein. 2010. Dunia Sophie. Bandung: Mizan.
Suriasumantri, Jujun S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
            Pustaka Sinar Harapan





 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar