Sabtu, 26 Januari 2013

ironi : pengemis muda vs pekerja lansia

saya memang tak pandai menulis, di sini hanya ingin menjabarkan pemikiran saya atas realita kehidupan di lingkungan sekitar. ketika itu, saya beserta keluarga baru saja keluar dari salah satu supermarket, kemudian ketika mobil meluncur keluar parkiran sudah disambut oleh beberapa wanita muda yang meminta-minta alias mengemis,,
kakak saya secara reflek berkata, "gile, itu masih muda aja ngemis, padahal kan masih kuat kerja, nyuci kek nyetrika di rumah orang"

kemudian aku jawab sekenanya saja, "males kali mbak".
saya sendiri secara pribadi tidak pernah melakukan penelitian secara mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan mereka memilih untuk melakukan hal itu, mungkin ada beberapa yang hidupnya kesusahan dan tak ada jalan lain (ah, masa iya ga ada jalan lain?),, atau mereka jauh2 datang dari desa untuk memperoleh kehidupan yang layak, tp kehidupan di kota justru lebih sulit dan membutuhkan persaingan yang keras untuk memperoleh pekerjaan yang layak sehingga itulah jalan yang mereka pilih,, mungkin juga karena memang benar2 malas, dan sudah merasa nyaman dengan kegiatan tersebut. pemandangan seperti ini memang sudah tidak aneh lagi,, seakan mereka adalah jamur yang tumbuh di mana2,, terutama di kota2 besar maupun kota yg tengah berkembang,, mereka ada di pusat-pusat perbelanjaan, di lampu merah, bahkan pernah juga masuk ke lingkungan sekolah dasar, sayapun terkejut dibuatnya, ketika seorang ibu muda membawa semacam mangkuk kecil dengan pakaian yang lusuh memasuki kawasan sekolah,, ooh ternyata ibu itu adalah seorang peminta-minta..

yang membuat saya miris adalah, keadaan ini begitu berkebalikan dengan keadaan masyarakat di pedesaan, saya tidak akan membicarakan masyarakat yang tidak saya lihat secara langsung, maka saya akan membahas masyarakat di daerah asal saya yaitu Yogyakarta, di sana semuanya bekerja keras, tidak ada pengemis,,ketika memasuki pasar2 tradisional, yang terlihat adalah mbah2, mereka masih kuat berjualan, bahkan ada yang tampak amat renta, terkadang saya juga berpikir kemana anak cucunya sehingga mereka harus bekerja demikian keras, lalu pikiran saya menjawab,, mungkin anak cucunya telah memiliki hidup masing2 sehingga menelantarkan orang tua, atau mungkin karena kehidupan merekapun sulit,jangankan untuk membahagiakan orang tua, untuk menghidupi keluarga merekapun tidak cukup.. yaa masih ada kemungkinan 2 lain..
kembali ke pokok masalah,,
suatu ketika di rumah mbah saya diadakan acara syukuran,, banyak mbah2 yg hadir,, mereka semua membawa tenggo'/bakul mbak jamu,, sayapun sempat penasaran ingin merasakan bagaimana beratnya menggendong benda itu,, ketika saya mencoba mengangkatnya (jangankan menggendong di punggung) saya tidak kuattt,,nyerah deh,,,, sedangkan tuh tenggo' yg pny udh nenek2,, kuat lagi nggendongnya,, mana rumahnya di atas gunung,, masya Allah,,, benar2 pekerja keras,,

ironis,, bener2 ironi yang memalukan n memilukan bila saya membandingkan 2 keadaan di atas,,,
bagaimana tidak,, yg masih muda kerjanya mengemis,, eeeh yg sudah2 tua2 masih bekerja keras,, apa gak malu tuuh???

3 komentar:

  1. Sebuah keadaan yang sangat bertolak belakang ya buk :)
    Btw kalau besok sudah tua mau milih jadi yang mana? :p


    salam guru pantura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut penelitian secara mendalam saya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan mereka memilih untuk melakukan hal itu adalah;
      Yang Jeleknya.
      1. Memeng mereka udah niat kalee dari kampung mau ngemis. setau saya ada yg banyak kerja bgtu dri indramayu atau wilayah lainnya.
      2. bukannya mereka males, emang ngemis duit'a gede, ada orang yg ngemis di jakarta disini rumah'a gede bgt, kalo saya taksir bisa sekitar 400 jtaan tuh rumah. Siapa yg gak niat coba???
      3. saya sudah hidup di jalanan jakarta agak lama, ternyata para pengemis jga ada yang yg mengkoordinir. ada yg ada bosnya. ada penyewaan anak, bayi. buat dibawa ngemis. apalgi pas bulan puasa. bisa dipastikan 95% pengemis di jakarta itu Palsu. di tv jga pernah di kupas.
      4. ngemis kerjaan gampang. modal gak punya malu doang. sama bikin luka atau cacat boongan. ntu yang duitnya paling gede.
      saya pernah tau, ada pengemis cacat beneran penghasilannya paling kecil bersih sekitar 150-200 rb /hr. biasanya nyampe 400- gede"a 1 jt sehari. Keren kaan.
      5. enak sih. cepet kaya.

      Yang Baiknya.
      1. Yang emang udah bener-bener gk bisa kerja apa-apa lagi. jdi ngemis dah dia.

      Tentang Mbah Dari Jogja.
      Menurut penilitian yg ngga bgt dalam, kira-kira bgni;
      Mereka adalah orang-orang yang dri sono'a udah mandiri, pekerja keras, n' pasti'a slalu bersyukur. dan yang paling penting adalah pendidikan atau adab dan lingkungan mereka sedari mereka masih kecil. yg saya tau jogja adalah kota yang masih sangat sekali terasa adab jawanya. menurut curhatan saya sma orang jogja tulen (Tetangga saya banyak sih yang dari jogja), katanya; di jogja sama disini tuh beda bgt (tapi gk jauh). disini orang punya banyak ambisi, di jogja kebanyakan orang menerima (ngomong gtunya pake pepatah jawa gitu, saya lupa). nah apalgi ama jakarta???

      sekian saja. terima kasih. wassalamu alaikum.

      eeeh saya ingat. ada hadits yg saya lupa tpi saya ingat poinnya, kira-kira begini. ini juga tentang hukum mengemis dlm islam.

      "Wahai Qobisoh,sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali untuk tiga orang;
      1. sseorang yg menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta smpai ia melunasinya,
      2. sseorang yang kerkena musibah yang menghabiskan hartanya, dia boleh meminta-minta sampai dia bisa melanjutkan hidup,
      3. srang yang sengsara hidupnya, dan ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, 'Si fulan benar-benar telah tertimpa kesengsaraan', maka boleh baginya meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain ketiga hal itu, wahai Qobisoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti memakan harta yang haram. HR. Muslim (CMIIW).

      Hapus
  2. Okeh matur nuwun komen n sarannya juga ye,, hehehhehe,,

    BalasHapus